Banyak Request Ayat Quran tentang Musibah

Friday, October 17, 2008

Pasca-Kebakaran yang Menimpa Radio Hang 106 FM

”Selamat siang pendengar setia radio Hang106 FM. Di sini kami kembali mengudara untuk Anda. Kami mohon maaf, tidak dapat menyuguhkan cerita salah satu dari 60 biografi ulama’salaf yang semestinya Anda dengarkan siang ini. Berhubung karena buku tersebut ikut terbakar pada kejadian yang lalu, sebagai gantinya kami menyuguhkan cerita kisah Malik bin Sinan, Lelaki yang Dijamin Surga”.
Demikian Abu Zahroh menyapa pendengar setia Hang FM saat mengawali membuka siaran, Kamis siang lalu, saat Batam Pos berkunjung ke mesjid Sabilun Najaah kantor baru yang kini digunakan Hang106 FM mengudara pasca kebakaran.
Radio ini bertempat di lantai dua mesjid Sabilun Najaah, Merapi Subur Batuaji. Hanya satu stiker kecil bertuliskan Radio106 Hang FM menempel di pintu yang sekaligus pintu masuk studio. Itulah yang menandakan itu studio mini Hang FM.
Tak lama seseorang keluar dari dalam studio itu. Terakhir diketahui itu adalah Abu Anas bagian Teknisi studio. Setelah mengobrol beberapa menit, dia pun mempersilakan masuk studio. Di dalam telah ada Abu Zahroh penyiar yang sibuk siaran membacakan buku kisah heroik Malik bin Sinan di jamannya dulu.
Studio itu sempitnya bukan main yaitu seukuran 5 x 4 biji kotak keramik ukuran 60 cm dibentang. Seluruh dinding dilapisi pengedap suara yang terbuat dari busa setebal 5 cm. Di dalamnya hanya ada dua meja mini yang menjadi tempat dua unit komputer. Satu untuk penyiar dan satu lagi untuk digunakan teknisi. Dan juga ada Alquran ukuran kecil dan beberapa buku tafsir tentang Alquran.
Meja itu juga sekaligus sebagai tempat peralatan elektronik seperti mixer, amplifier, speaker mini, dan peralatan lainnya. Meski sempit, tapi suasana tetap nyaman, karena satu unit pendingin udara senantiasa menyejukkan hawa studio.
Disela-sela Zahroh sibuk siaran, Abu Anas bertutur bahwa studio mini dulunya berperan hanya sebagai relay. Maksudnya, setiap hari pukul 06.00 WIB dan pukul 20.00 WIB pengajian di mesjid itu langsung di relay ke studio pusat di Batam Centre (sebelum terbakar) untuk disiarkan langsung kepada masyarakat. “Tapi sekarang sudah disiarkan dari sini semua,” ungkapnya.
Dulu studio mini itu hanya berdaya 30 watt, dan sekarang telah dibesarkan menjadi pemancar utama berdaya 300 watt. Jangan ditanya setiap hari Selasa pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB studio itu akan ramai dengan telepon masuk.
Maklum karena jam tersebut, adalah jadwal siaran interaktif, Quran by request dan Hadis by request. Dua siaran ini merupakan favorit dari segala batasan usia. By request itu banyak yang minta ayat Alquran mengenai musibah.
”Volume permintaan juga lebih besar dibanding sebelumnya. Mungkin ini karena Hang FM juga baru mengalami musibah,” katanya. *** Read More.. Read more!

Berdakwah dengan Keterbatasan

Hang FM Bangkit dari Puing

KANTOR pusat Radio Hang di Carnavall Mall Batam Centre -biasa disebut My Mart- pasca kebakaran tinggal menyisakan puing. Seluruh peralatan penyiaran radio Hang 106 FM yang menyuarakan Sunnah di kota Batam dan unit usaha lain yang berunuansa islma telah berubah menjadi abu. Hanya sedikit aset yang terselamatkan yaitu sebagian buku-buku tentang agama Islam.
Meski aset telah berubah jadi abu dan arang namun, tidak dengan semangat kru radio Hang. Wajah-wajah optimis untuk bangkit jelas terpancar dari wajah mereka. Semangat itu kembali setelah melihat respons masyarakat, yang merupakan pendengar setia mereka meminta agar Hang terus berdakwah.
Bahkan dorongan semangat itu juga datang dari pendengar setia Hang FM dari Singapura, Rabu lalu. Termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam. “Saat kejadian kita down. Tapi respons masyarakat saat itu membuat semangat kita kembali. Dan putuskan untuk bangkit dan terus berdakwah,” tutur Zein, salah satu pengelola Radio Hang FM.
Akhirnya, kru melupakan sejenak kejadian itu dan memulai tahap yang baru. Zein menganggap kejadian itu adalah suatu titik dimana radio Hang akan terus semangat berdakwah walaupun mendapat kejadian tersebut. Berkat dukungan pendengar setia, Hang FM pun akhirnya kembali siaran.
Selasa (7/10) lalu radio Hang kembali siaran atau mengudara menyuarakan sunnah kepada pendengar. Meski masih menggunakan peralatan yang memang masih serba terbatas. Pasca kejadian radio yang didengar secara langsung oleh masyarakat sekitar Batam, Singapura, dan Malaysia, serta didengar juga seluruh dunia melalui streaming hanya memiliki daya 300 watt.
Radio Hang106 saat ini bisa mengudara lagi dengan memanfaatkan station relay (tower) yang ada di masjid Sabilun Najaah, Merapi Subur Batuaji. Peralatan pemancar sementara memakai atau menggunakan pemancar dari Radio Bayan Tanjungpinang dan komputer serta mixer dari studio mini Hang106 yang ada di Masjid Sabilun Najaah.
Sebelumnya studio di masjid Sabilun ini hanya digunakan untuk relay. Misalnya jika ada pengajian pagi hari dan malam hari langsung di relay ke pusat di kantor Hang FM di My Mart yang kini terbakar untuk disiarkan. ”Tapi setelah kejadian, studio mini ini sudah dijadikan pemancar sementara,” kata Abu Anas bagian Teknisi Hang FM saat ditemui di studio, Kamis.
Dengan kondisi 300 watt Zein mengatakan radius jangkauannya hanya 15 hingga 20 km. Radius itu memang sangat kecil dibanding sebelumnya radio Hang yang menggunakan 7000 watt dan mampu menyuarakan Sunnah sampai ke dua negeri jiran Indonesia.
Meski dengan kondisi terbatas namun semangat suarakan Sunnah seakan tanpa ada kendala yang berarti. Buktinya, kajian malam pertama siaran bersama Ust, Abu Fairuz bisa berjalan dengan lancar. ”Ini berkat dukungan do’a dari kaum muslimin yang ada dimana saja,” ujar Zein.
Saat ini berdasarkan informasi terjauh bisa didengarkan di Perumahan Lengenda Malaka dengan menggunakan/menjadikan antena TV sebagai penguatnya (yaitu memparalelkan antena radio ke boster antena TV) atau dengan membuat antena sepanjang pipa besi antena (panjangnya 6 m). Dan tanpa bantuan antena siaran bisa didengarkan di sekitar Pulau Sambu - Belakang Padang.
Jangkauan radio Hang saat ini kalau dibuat garis lingkaran baru bisa meliputi wilayah Batuaji, Muka Kuning, Tanjung Piayu, Sekupang, Pulau Sambu, Pulau Buluh, Jembatan 2 Barelang, Simpang Kabil, Marina dan Legenda Malaka (menggunakan antena tambahan). ”Mudah mudahan kedepannya bisa dinaikan lagi power pemancarnya. Semoga Allah menggantikan dengan yang lebih baik,” ungkap Zein optimis.
Menurut Zein Kota Batam merupakan kota yang cukup pesat perkembangannya saat ini, baik dilihat dari dimensi geografis, sosiologis, ekonomis dan teknologis. Dengan lokasi sangat strategis, Batam sebagai kota Industri sangat membutuhkan Radio dakwah yang mendukung proses pembangunan dengan pembinaan akidah yang lurus dan akhlak yang mulia.
Peningkatan intensitas dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sarana yang mungkin dioptimalkan salah satunya, radio. Bahkan trend beberapa dasawarsa terakhir ini menunjukkan bahwa radio telah menjadi pilihan favorit bagi masyarakat untuk mendengarkan dakwah.
Hanya saja proporsi dakwah masih relatif kecil dibandingkan dengan total program yang disiarkan oleh radio. Artinya, hingga saat ini masih sangat sedikit ditemukan radio yang terfokus di bidang dakwah, sebagaimana perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian, seperti TV/radio News, TV/radio musik, TV/radio lain.
”Ini salah satu alasan kita menjadikan radio Hang FM total menjadi radio dakwah,” katanya. Ketika memutuskan total radio dakwah lanjut Zein, sponsor memang langsung pada tarik diri. Secara hitung-hitungan bisnis radio dengan aset mencapai Rp700 juta ini sudah lama tak jalan.
Apalagi pasca kejadian itu, semua aset sudah hangus jadi abu. Tapi Allah yang punya kuasa dan bekerja, radio Hang FM selalu diberi kemudahan. Salah satunya, sebagian file-file masih ada tersimpan. “Ini satu bukti nyata, kita masih bisa survive sampai sekarang dan tak sulit untuk melanjutkan (mengudara),” tambahnya.
Sebagai radio dakwah terbesar dan sudah menjadi oase dalam masyarakat Batam, Zein tidak berpikiran negatif tentang munculnya pesaing-pesaing baru. Zein justru menilai pertumbuhan radio dakwah di kota Batam semakin baik untuk Hang FM terutama bagi masyarakat. Karena masyarakat bisa semakin banyak mendengarkan dakwah islam.
”Karena radio dakwa juga tidak terpikir untuk bisnis tapi dakwah jadi ada baiknya buat kita. Justru kita semakin menjalin kerjasama dengan radio-radio dakwah tersebut,” ujarnya.
Strategis dan pentingnya mengembangkan radio dakwah tidak terlepas dari pertimbangan atas luasnya jangkauan yang dapat dicapai oleh siaran radio. Dengan jangkauannya demikian, radio mampu membuka akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan dakwah Islam.
Dengan radio, setiap orang dapat mendengarkan dakwah, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Pengalaman yang telah dilalui radio Hang juga telah membuktikan kemudahan yang dapat diperoleh oleh masyarakat. ”Selama Ramadan saya pendengar setia Hang FM, apalagi dekat-dekat buka puasa,” celetuk Jamil salah seorang wartawan koran ini mengamini pernyataan Zein.
Untuk kembali pulih seperti semula, lanjut Zein tak susah jika semua kru yang terdiri dari hanya tujuh orang itu optimis dan tanpa ragu. apalagi perizinan untuk radio ini tinggal satu langkah lagi. Dalam kondisi sulit setelah kejadian kebakaran itu, biaya menjadi faktor utama membangun bahtera radio Hang FM.
Zein juga mengakui kelangsungan radio Hang FM juga tidak terlepas dari bantuan teman-teman yang mau meminjamkan seperti peralatan radio, materi maupun spirit. Semua itu juga menjadi semangat baru radio ini. Mereka juga melanjutkan siaran selama 24 jam dengan perlengkapan terbatas. Untuk itu mereka tak patah semangat.
Dengan semangat baru itu, Hang FM juga ingin mewujudkan radio ini menyerupai Radio Republik Indonesia (RRI). Beberapa daerah seperti Singapore, Johor, TPI, Bangka Belitung dan Natuna telah mengambil siaran dari Hang FM. ”Saat kejadian itu kita sedang merintis di Dabo,” terangnya.
”Jadi kalau ditanya tadi, apakah Hang FM bisa pulih. Saya pikir malah bisa lebih dari yang kita punya sebelumnya, kalau semuanya bersama-sama, Insyaallah,” ucapnya tersenyum.
Sebagai radio Dakwah Islam yang professional, dan didengar kaum muslimin di Batam dan sekitarnya sangat terhibur dengan program-program yang diluncurkan Hang FM. Mereka menelpon ke Hang FM, mengirimkan sms dan email untuk mengirimkan atensi salam, memberikan opini dan sebagainya.
Mereka juga meminta memutarkan Alquran, Hadist, do’a yang telah disiapkan di studio (sama seperti song by request yang diusung oleh radio yang lain). Namun radio Hang mempunyai kelebihan tersendiri. Selain terhibur, para penelpon dan pendengar juga sekaligus menentramkan dan mendapatkan tambahan ilmu Agama dan Ibadah dengan mendengarkan Alquran, Hadist dan do’a. ”Selain terhibur, mereka juga sekalian menuntut ilmu agama,” katanya.
Menurut manejemen Hang FM PBK sudah berusaha semaksimal mungkin memadamkan api. ”Kami berterima kasih baik moril maupun materil pada masyarakat yang telah membantu Hang FM agar radio dakwah ini bangkit kembali,” tutupnya. *** Read More.. Read more!

Formasi atau Batas Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Batam

Friday, October 10, 2008

Jenis 2008 (unit) 2013 (unit)
Sepeda Motor 45.000 40.000
Mobil penumpang 36.000 45.000
Mobil bus 5.100 6.400
Mobil barang 9.525 12.000

Sumber: SK Wali Kota Nomor 09 tahun 2003 pasal 3 ayat (1) Read More.. Read more!

Taksi Batam Masih Seperti Angkot

Sebagai kota yang berdekatan dengan Negara maju seperti Singapura dan Malaysia, Kota Batam tentu butuh angkutan umum yang aman dan nyaman untuk ditumpangi penumpang. Namun taksi yang seperti ini belum ada ditemui di Batam.
Mulawarman mengatakan taksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat dan wisatawan adalah taksi yang memiliki argo meter. Sebab itu masyarakat terlebih lembaga lainnya seperti perhotelan mendesak Organda untuk melakukan penertiban seperti monopoli dan mewujudkan taksi argo meter itu.
”Kita sedang tata itu. Selama ini masih melenceng dari defenini taksi. Taksi di Kota Batam masih seperti angkot, belum taksi sesungguhnya,” tegas Mulawarman.
Budaya operator ini secara prontal sangat berat untuk diperbaiki. Tapi semua itu bisa dilakukan dan bisa berhasil, jika dimulai dari Masyarakat dan didukung keseriusan pemerintah. ”Ini yang kami tantang dari pemerintah, supaya sistem transportasi taksi tertata,” tantangnya.
Pada intinya, Organda siap membantu mewujudkan tuntutan masyarakat dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dan wisatawan Batam, disamping mencari keuntungan.
Sebenarnya kata Mulwarman, persoalan angkutan umum tidak hanya pada taksi, mini bus, angkutan karyawan dan carry. Tapi juga menemui persoalan pada angkutan barang. Untuk angkutan yang satu ini tidak ada standar pelayanan dan tak ada standar cara.
”Hampir mayoritas usaha angkutan barang di Batam masih menggunakan plat hitam,” ungkapnya.
Sesuai aturannya setiap kendaraan angkutan barang mestinya menggunakan plat kuning. ”Kita sudah desak pemerintah, tapi menurut saya pemerintah lamban,” tambahnya.
Akibat tak tersentuh banyak kejadian yang disebabkan kendaraan angkutan barang yang terbilang cukup merugikan pemerintah. Misalnya seperti terjadinya sebuah mobil angkutan barang menabrak jembatan di Tiban Kampung. Jembatan itu hampir putus.
Menurut Mulawarman peristiwa itu terjadi karena disebabkan tata cara angkutan jenis satu ini belum diatur di Kota Batam. Bahkan untuk terminalnya saja pun harus pemerintah sediakan. Sehingga bila barang yang diangkut menggunakan trailer tidak bisa masuk ke satu lokasi, bisa bisa ditransfer ke mobil lori yang lebih kecil di terminal.
Itulah fungsinya ada terminal untuk angkutan barang. Sekarang mobil trailer saja bisa masuk sesukanya ke pusat kota, padahal itu tidak boleh. “Lebih parah lagi, kita pesan barang pakai kontener, tetap saja kontenernya diantar sampai ke perumahan,” katanya.
Penertiban angkutan barang kata Mulawarman bagi Organda cukup berat, apalagi pemerintah kurang memberikan perhatiannya secara serius untuk menanganinya. Nah, moment Visit Batam 2010 dan ditetapkannya Batam sebagai daerah free trade zone (FTZ) diharapkan tata cara masuk dan batasan kendaraan ke Batam lebih diutamakan.
Untuk menyelesaikan semua persoalan itu harus didasari dukungan kuat dari pemerintah, sebab kekuatan Organda terbatas dan tanpa anggaran dari pemerintah. Organda hanya berjalan berdasarkan iuran dari anggota yang tergabung dalam Organda. ”Itupun lancar dan tidak lancar,” katanya. *** Read More.. Read more!

Kemacetan Buang Duit Rp246 M

Pada kesempatan itu juga, Mulawarman menjelaskan akibat tak terkontrolnya kendaraan yang masuk ke Batam, justru berdampak pada banyak hal. Terutama borosnya pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Dalam perhitungan Organisasi Angkutan Darat Daerah (Organda), kerugian dari sisi BBM saja, bisa mencapai Rp246 miliar per tahun per 10 titik macet.
Hitungan ini bersumber dari dari hasil survey selama 1,5 jam (peak hours 06.30-08.00 WIB) di Simpang Dam Mukakuning oleh Organda. Jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan ini, mengalami hambatan 10 menit per kendaraan. Dengan kapasitas per lajur 2.000 smp (satuan mobil penumpang) dan ada dua lajur, maka total kehilangan waktu kendaraan 1.000 jam pre hari.
Jika rata-rata pemakaian BBM per jam 7,5 liter maka total konsumsi BBM yang hilang akibat adanya kemacetan 7.500 liter atau senilai Rp33,75 juta per 1,5 jam. Jika sehari ada dua kali jam sibuk, maka total kerugian setahun mencapai Rp24,6 miliar atau Rp246 miliar di sepuluh titik macet.
Sepuluh titik macet tersebut adalah Simpang Dam Mukakuning, Simpang Jam, MKGR, Simpang Baloi Center, Sagulung, Seputaran Nagoya-Jodoh, Tanjung Uncang, Seipanas, Simpang Kabil, dan Bengkong.
”Dari sisi kemacetan di 10 titik tersebut diatas saja telah merugikan 1/4 triliun itu ditinjau dari segi BBMnya, belum subsidinya,” ungkap Mulawarman.
Berdasarkan hitung-hitungan tersebut dan dampak lain dari membludaknya jumlah kendaraan di Batam, Organda mengusulkan agar Pemko menegaskan lagi usia dan jumlah kendaraan yang diizinkan masuk Batam.
”Selama ini mobil umur 20 tahun pun masuk, bahkan kendaraan patah pinggang pun masuk. Celakanya Batam membiarkannya. Ini yang harus ditertibkan dengan keseriusan pemerintah,” ujarnya.
Terkait jumlah kendaraan di Batam, baik Organda maupun Disperindag menilai Batam sudah kelebihan kapasitas. Bahkan akibat kelebihan kapasitasn ini menyebabkan kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar. “Mobil yang masuk tak sebanding dengan kerugian pemerintah,” tutur Mulwarman.
Ia menjelaskan kerugian terjadi pada pembenahan, BBM, subsidi, jalur, terminal, membangun haltenya, tingkat kehancuran jalan, dan ruang publik berkurang. Padahal setiap orang punya hak yang sama pada jalan. ”Atas dasar inilah diluar negeri lebih banyak menggunakan angkutan massal dibanding mobil pribadi.” ujarnya. *** Read More.. Read more!

Menjadikan Angkutan Lebih Manusiawi

Visit Batam 2010 yang digulirkan Pemerintah Kota Batam sebagai kunjungan wisatawan menjadi tameng andalan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) memperbaiki sembrawutnya angkutan umum di Kota Batam. Inilah yang diungkapkan Ketua Organda Batam Mulawarman Kamis (25/9) saat tim Batam Forum Batam Pos bertandang ke kantornya di Baloi.
Hadir dalam diskusi Arius MH Sekretaris Organda, Masdi Ketua Taksi Koptitrans, dan pelaku usaha angkutan darat di Kota Batam. Pada awal dialog itu Mulawarman menjelaskan Organda berdiri di Kota Batam sejak 15 tahun lalu atau persisnya tahun 1993.
”Saat itu yang eksis masih angkutan barang, sedangkan angkutan umum belum tertata. Operator taksi masih sekitar tujuh dan lebih banyak koperasi fungsional,” tuturnya.
Sesuai perkembangan jaman, tahun 2001, terbitlah peraturan daerah (Perda) Kota Batam Nomor 9 tahun 2001 tentang lalu lintas dan angkutan umum. Dalam peraturan ini jenis angkutan umum di bagi dua yakni angkutan umum massal dan taksi resmi alias plat kuning.
Di tengah berkembangnya kota Batam, jumlah angkutan penumpang ilegal semakin marak. Mulai mini bus, taksi dan suzuki carry. ”Tapi pemerintah lalai mengatur sehingga terjadi penumpukan,” katanya.
Kendaraan yang masuk ke Batam tidak terkontrol, baik secara legal maupun ilegal. ”Kalau pemasukan dulu ini dijaga, angkutan umum Batam akan lebih baik,” katanya.
Tapi lanjut Mulawarman tidak pernah ada kata terlambat dalam kamus Organda. Program pemerintah mewujudkan Batam sebagai kota kunjungan wisatawan pada tahun 2010 menjadi titik awal perbaikan sistem transportasi umum Kota Batam. ”Ini kami coba terus suarakan, supaya Visit Batam 2010 lebih baik,” ujarnya.
Menurut Mulawarman kesuksesan program pemerintah dalam menjamu wisatawan asing di Batam tidak terlepas dari bidang transportasinya. Yakni penataan argo meter dan penataan trayek serta yang paling berat dan belum tuntas sampai sekarang adalah penertiban angkutan ilegal. ”Ini fenomena yang tak ada habisnya,” ungkapnya.
Kenapa? Karena pemerintah kurang menjalankan fungsinya di lapangan, yaitu tidak maksimal mengawasi. Sebenarnya formula pemecahan masalah yang timbul juga sudah diserahkan kepada pemerintah, hanya saja formula tersebut tidak jalan dengan baik. ”Penyebabnya, akibat low enforcement dari pemerintah tadi tidak maksimal,” katanya.
Tapi sekarang Organda sedang gencar melakukan penataan. Mulai angkutan karyawan, jaringan trayek hingga angkutan taksi. ”Ini yang menyita waktu,” tambahnya. Perlahan tapi pasti, satu persatu memang telah membuahkan hasil.
Misalnya angkutan karyawan dulu menggunakan bak terbuka. Kendaraan dengan bak terbuka ini dulu sering ditemui di wilayah Tanjunguncang. Membawa para pekerja galangan kapal. Hal ini dinilai sangat kurang baik dan tidak manusiawi.
Selain itu, dipandang oleh masyarakat juga sangat mengerikan, apalagi bagi wisatawan asing yang melihat hal ini. Ini memberi citra yang buruk bagi pemerintah terlebih pada pengelola angkutan umum di Kota Batam.
Melalui kerja keras sekarang kendaraan dengan bak terbuka sudah tidak ada digunakan lagi sebagai angkutan karyawan. ”Boleh dikatakan sekitar 75 persen adalah kerja keras kita, menjadikan angkutan yang lebih manusiawi,” akunya.
Penataan trayek juga menjadi poin penting setelah penertiban kendaraan angkutan karyawan pada tertib berkendara di Kota Batam. Dari tahun 2001 hingga 2008 perkembangan Kota Batam sangat signifikan. Baik itu dari tata ruang hingga pemukimannya.
Tapi satu hal yang menjadi persoalan besar sekarang di Kota Batam adalah jumlah kendaraan angkutan baik legal maupun ilegal bertambah terus, sementara trayek itu-itu saja. ”Inilah jadi penyebab terjadinya tumpang tindih trayek dan pergesekan sesama supir di jalanan. Ini jelas memprihatinkan,” tuturnya.
Karenanya, Organda pun berusaha mengatasi persoalan klasik ini. Sebanyak tujuh draf trayek telah diusulkan Organda pada pemerintah dan berharap disetujui. Dengan ketentuan tidak meminta adanya penambahan jumlah kendaraan.
Karena kalau kendaraan ditambah secara otomatis juga akan menambah masalah dan tidak baik juga untuk lalu lintas Kota Batam.
”Kita akan membagi jumlah kendaraan umum yang ada sekarang ke beberapa trayek yang diusulkan tadi. Disini dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, agar angkutan di Batam lebih aman dan nyaman,” tegasnya. *** Read More.. Read more!

Dibayar Beras dan Selamatkan Perhiasan

- Kenangan Robinson Selama Delapan Tahun sebagai Porter Pelabuhan

Selain berpeluh keringat dan berhadapan dengan kerasnya kehidupan di pelabuhan mengangkut barang penumpang, Robus juga harus berjuang menjaga barang penumpangnya dari upaya kejahatan seperti copet.

Satu kejadian yang tidak bisa dilupakan Robinson yaitu pada saat membantu seorang penumpang selamat dari niat jahat para pencopet di atas kapal.
“Saya tidak ingat betul itu kapan, tapi saat itu betul kalau itu masih jamannya pencopet marak, kalau Pelni sudah masuk,” ujarnya.
Kata dia waktu itu kapal sudah sandar dan penumpang dari Jakarta sudah turun. Ia melihat seorang penumpang bawa ransel. “Dia itu cewek keturunan Jawa,” katanya. Mata Robinson tertuju kepada cewek tersebut karena memiliki asesoris yang menarik perhatian.
“Perhiasan mas -besar, mulai kalung, cincin dan antingnya besar-besar,” ucapnya.
Entah kenapa nalurinya mengajaknya untuk mengawasi cewek itu. Tak lama ia berjalan, beberapa pria langsung mengikuti dari belakang dan mengepung cewek itu sambil berjalan menuju keluar. Di tengah penumpang yang berdesakan itu, Robinson melihat para pencopet tadi sudah mulai beraksi. Dia pun langsung mendekati cewek itu dan langsung menegur para pencopet itu.
“Jangan ganggu ini adalah adek aku,” gertak Robinson sambil mengantar cewek itu keluar dari kapal. Para pencopet itu pun tetap mengikutinya dan sempat mau terjadi bentrok. Robinson rela meninggalkan pekerjaannya untuk menyelamatkan cewek itu.
“Saya ingat saya punya adek perempuan, makanya saya antar sampai naik ke dalam taksi. Saya bilang baik-baik jaga diri, hati-hati emasnya, tadi adek sudah mau di copet,” pesan Robinson waktu itu.
Kisah lainnya, pernah mengangkat barang milik orang tua dari kampung. ”Tahu tidak upahnya dikasih apa? Beras tiga muk dan uang Rp 3 ribu. Saya hanya tersenyum menerima,” akunya. Tapi Robinson percaya rejeki itu diatur oleh yang maha kuasa.
Suatu ketika hujan deras, seorang penumpang hendak berangkat. Sebagai porter Robinson menawarkan jasanya dan penumpang itu mau saja. Kemudian ia pun menyerahkan payung yang dipakainya kepada pelanggannya dan mengangkat barang bawaan yang hanya tas ransel.
“Setibanya di dalam kapal penumpang tersebut kasih saya Rp 300 ribu. Saya bilang ini terlalu banyak. Tapi penumpang itu bilang tidak apa-apa, katanya buat biaya sekolah anak saya. Itulah kenangan yang sangat membuat saya terharu,” kenangnya.
Kadang kecurigaan penumpang juga sering membuat porter jengkel. Ini juga yang disesalkan porter. Karena secara tidak langsung membuat penghasilan mereka berkurang. Atas kecurigaan tak berdasar itu penumpang jadi membawa barangnya sendiri. Padahal kata Robinson, setiap porter telah tercatat identitasnya di kepolisian dari nomor baju seragamnya.
”Penumpang tinggal mencatat nomor baju porter, barang-barang pasti aman. Jadi penumpang tak perlu kuatir dengan barang yang dibawa porter pasti aman,” pesannya. *** Read More.. Read more!