My Dewata Ocean

Tuesday, August 25, 2009

Bingung.... mau bilang apa, setujui ditutup atau tidak? Berat rasanya...ketika mendengar kabar itu....seperti disambar halilintar... knapa tidak...sesuatu yang sudah dibangun, dibina, dimaintanace...harus ditutup dengan begitu saja...

Tidakkah kita bisa lepas dari semua masalah ini... tidak kah bisa dipertahankan sampai bisa melewati dan mendapatkan hasilnya dari jerih payah selama ini.. saya yakin pasti bisa berlalu; seperti dalam lagu Chrisye : Badai Pasti Berlalu...

Saya hanya berharap bisa lagi dipertahankan untuk beberapa periode lagi... Karena dari dulu hanya ini cita-citaku... Cita-citaku untukmu dan juga untukku... Inilah yang membuatku menjadi lebih gigih untuk mengatakannya tidak setuju kalau ditutup.. Read More.. Read more!

Semua Tentang Kita

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita Read More.. Read more!

Ke Istana Pilihanku

Wednesday, August 19, 2009

Ini pertama kali menginjakkan kaki di sana. Aku tak bisa menggambarkan bagaimana perasaan saat itu. Yang terpenting dalam benakku...aku akan memanjakan diri selama berada disana. Termasuk bisa mengikuti sebuah acara kenegaraa yang sekaligus menjadi hari bersejarah juga buat aku. Tidak sendiri saat itu, ada beberapa teman dari media lain dan beberapa orang petugas protokol untuk Wakil Gubernur HM Sani yang saat itu menerima penghargaan dari Presiden SBY.

Karena prestasi beliau itulah aku bersama Arment sahabat terbaikku itu bisa merasakan bagaimana mengikuti acara sebuah kenegaraan. Memang Armetn bukan hari pertama lagi baginya untuk datang ke Istana. Dia sudah yang ketiga kali menghadiri acara disana. Sehingga bagi dia bukan hal yang luar biasa.

Tapi bagi ku yang pertama kali, pengalaman ini luar biasa. Mungkin selanjutnya aku akan terbiasa, seperti sahabatku itu. Tapi bagaimana pun selama disana.. kami sangat menikmati suasana. Berkeliling mengelilingi seisi pekarangan istana dan beberapa gedung bersejarah.

Tak kami lewatkan juga untuk menghabiskan sebatang dua batang rokok di dalam istana. Pertama kami sih khawatir untuk melakukan itu (merokok, red) di dalam pekarangan istana. Tapi karena tidak tahan dengan mulut yang sudah adem kata sahabatku itu, kami pun terpaksa melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.

Memang tak seorang pun yang aku lihat mengisap rokok di pekarangan itu. Maka itu kami mencari tempat yang lebih aman. Kami pun bersembunyi menikmati sebatang rokok. Setelah itu tidak lagi. Karena kami khawatir 'ditendang' Paspampres yang ajubile jumlahnya banyak sekali berkeliaran disekitar istana.

"Tapi setidaknya kita berhasil mengelabui dan meninggalkan abu rokok kita disini," kata Arment sembari tersenyum. Tapi bagiku saat itu menghabiskan sebatang rokok tidak ada nikmatnya. Karena terus dibayangi personel paspampres yang begitu kejam. Tak ada ampun. Salah sedikit menurut mereka langsung saja dikeluarkan.

Jangankan berbuat salah...walaupun dengan pakaian rapi, tapi kalau bagi mereka mencurigakan tetap saja tidak dijinkan masuk. Apalagi untuk masuk gedung istana. Tapi bagi kami dengan sahabatku masih bisa menikmati suasana gedung itu, dan menikmati beberapa acara disana.

Meski pun pada akhirnya, kami bersama sahabatku tidak diijinkan Paspampres hadir mengikuti acara bersejarah bagi Wagub Kepri yang berbudi itu. Tapi setidaknya kita sudah setengah jalan mengikutinya, kataku dalam hati, tidak apa-apalah. Aku juga berpikir kenapa saat itu paspampres begitu tidak senang dengan kami berdua.

Setelah aku selidiki, mungkin saja karena ulah sahabatku. Kanapa tidak, disaat genting seperti sekarang ini, ancaman bom dari teroris kelas kakap buruan nomor satu bangsa Indonesia Nordin Memang Top (plesetan sahabatku itu, red) dia berdandan mencurigakan.

Sahabatku itu memang hanya ingin menghargai PAK Sani yang menerima penghargaan Bintang Jasa Pratama dari Presiden SBY. Oleh karena itu diapun mengubah penampilan supaya lebih menarik. Rambutnya yang gondrong tidak ingin menjadi masalah bagi kami. Akhirnya diapun memakai wig, milik istrinya yang memang sudah dipersiapkannya dari dari Batam.

Pagi-pagi sebelum berangkat ke istana diapun memakainya dengan sangat apik. Perwajahannya pun langsung berubah. Begitu masuk istana, para paspampres mulai memberi penghatian padanya. "Mungkin karena Arment pakai wig dan kamu mirip Osama karena jenggotmu," ledek Iskandar potografer Pemprov Kepri yang ikut saat itu dan juga tidak bisa masuk sama sekali.

Hingga acara gladi bersih bersama pejabat negara di istana berlangsung, kami masih diijinkan bergabung bersama keluarga Pak Sani. Namun begitu pak Presiden SBY dan Wapres JK memasuki ruangan kami langsung diminta keluar. Paspampres meminta tolong, termasuk petugas Paspampres perempuan.

Mereka meminta Paspampres perempuan yang maju supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan sangat terhormat kami pun keluar. Jadilah kami menunggu di depan gedung bersama ajudan-ajudan para pejabat penerima bintang kehormatan dari presiden yang tak bisa masuk. Mereka tidak bisa masuk karena dengan alasan yang sama seperti kami masalah pakaian.

Undangan yang kami terima dari istana seperti tidak ada gunanya. Aku dan sahabatku itu sangat kecewa. Tapi setidaknya untuk mengobati rasa kecewa kami kami pun mengikuti acara latihan persiapan perayaan HUT RI ke 64 di Istana. Menakjubkkan.
Semua personel choir untuk menyanyikan lagu kebangsaan itu merupakan pelajar dari tingkat SD hingga mahasiswa dari seluruh provinsi di Indonesia.

Meski bisa menikmati acara-acara seperti pameran foto-foto kegiatan presiden/wapres berserta ibu negara di sekitar istana, pikiran masih saja terpikir mengapa paspampres tidak menginjinkan kami masuk mengikuti acara penganugerahan bintang jasa pratama bagi pejabat prestasi itu.

Ternyata begitu menjelang acara usai aku mendekati seorang paspampres yang memang pernah datang ke Batam saat kunjungan presiden. Dia mengatakan kalau kami tidak menggunakan pakaian PSL (jas). Tentu saja kecewa mendengarnya. Sebenarnya sebelum acara pas gladi resik di sekretariat militer gedung sekretariat negara, protokol acara mengumumkan bahwa undangan bebas pakaian rapi.

Jadilah kami memakai pakaian kebanggaan bangsa Indonesia; BATIK. Memang Indonesia masih saja kurang bagus dalam koordinasi. Buktinya antara panitia acara dengan Paspampres saja pun tidak satu suara. Pak Sani pun kecewa dengan kebijakan sepihak Paspampres itu. "Hal seperti ini yang perlu dibenahi di negara ini," ujarnya geram.

Tapi karena acara harus terus berlangsung dia pun memenangkan kami, dengan caranya. Dan kami pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya...gakpapa, setidaknya kita sudah bisa bersama di dalam ini dengan suasana yang membahagiakan," ucapku dalam hati menenangkan jiwa.

Acara itu berlangsung hanya 1 jam. Usai foto-foto bersama dengan beberapa pejabat yang berprestasi, presiden da wapres langsung melanjutkan tugas kenegaraannya. Sementara kami baru bisa masuk dan langsung memanfaatkan situasi itu untuk berfoto ria bersama siapun pejabat yang masih tinggal di gedung itu.

Pengalaman pertama memang tidak selamanya berjalan dengan baik tapi bagiku menarik... karena semua itu adalah pengalaman yang tak terlupakan....Mengunjungi Istana yang menjadi tempat presiden pilihanku mengatur negara ini supaya berjalan baik dan maju...... Read More.. Read more!