Berbondong-bondong Menjadi Guru

Saturday, June 28, 2008

Dulu profesi guru sangatlah tidak diminati oleh siapapun karena gaji yang diterima sangat minim. Namun kini profesi ini sangat menjadi favorit, khususnya di Kota Batam. Tidak hanya di sekolah negeri tapi banyak masyarakat juga meminati menjadi guru di sekolah swasta. Mau tahu apa yang menjadi magnet profesi yang satu ini?
Kepala Sekolah Hang Nadim Malay School Mahmud mengatakan, sekarang ini sedang terjadi fenomena baru yaitu masyarakat mulai menyenangi profesi guru, yang dulu hanya sedikit sekali orang yang mau menjadi guru dan tidak pula semua orang memandang profesi guru itu mulia. Mungkin hal ini dikarenakan ditinjau dari kemampuan ekonomi dan penghasilan guru dulu berada pada kelompok yang hidupnya pas-pasan.
Bahkan ada guru yang hidupnya di bawah garis kelayakan. Tak heran bila pekerjaan guru hanya diminati oleh segelintir orang. Bahkan beberapa puluh silam, ada beberapa guru yang baru bertugas di pelosok desa hanya tiga hari, kemudian kabur meninggalkan tugas dan tidak pernah kembali lagi.
Namun, sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, profesi guru tidak selalu identik dengan sosok Oemar Bakrie dan sepedanya. Berkat perjuangan para guru menyuarakan tuntutan akan perbaikan nasibnya, baik melalui wadah resmi PGRI maupun melalui jalur tidak resmi seperti media masa, angin segar mulai berhembus, keadaan mulai berubah. Nasib guru baik negeri, honorer, komite dan guru swasta mulai diperhatikan pihak terkait yang dalam hal ini pemerintah.
Dan yang paling diharapkan membawa perubahan positif dan siknifikan bagi perbaikan
Sambungan dari hal 9

kesejahteraan guru adalah diluncurkannya Peraturan Menteri No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan melalui proses sertifikasi. Berbagai langkah nyata dilakukan, dalam rangka meningkatkan taraf hidup guru.
Seperti memberikan kenaikan pangkat hingga ke IV/e dengan sistem angka kredit, sehingga memberi peluang bagi guru menikmati kenaikkan pangkat dalam waktu yang relatif singkat yaitu dua tahun sekali, memberikan tunjangan khusus (fungsional) yang tidak diberikan kepada PNS lain, insensif dari daerah provinsi bagi guru SD/MI.
Juga tunjangan khusus bagi guru di daerah terosilir, memberikan tunjangan maslahat berupa bea siswa bagi putra/puteri guru berprestasi, dan tunjangan maslahat lainnya.
Melihat kenyataan di atas profesi guru mulai dilirik banyak orang. Anak-anak muda/pekerja di Mukakuning dan lainnya berbondong-bondong ingin menjadi guru. Contoh kecil saja Hang Nadim Malay School yang berlokasi di Tiban dan tergolong baru ketika membuka lowongan penerimaan guru langsung diserbu ratusan pelamar. Perbandingannya dari 50 pelamar hanya 10 orang yang lulusan universitas kejuruan.Selebihnya didominasi karyawan perusahaan di Mukakuning.
"Ini fenomena baru, mungkin sekolah lain juga sama. Mereka berbondong-bondong, bahkan lamaran tanpa akta IV, yang notabene kendaraan menuju guru," katanya.
Pada umumnya kata Mahmud, alasan pelamar karena sudah ada perhatian pemerintah secara khusus pada guru. Perbedaan gaji karyawan dengan guru swasta jauh berbeda, jam kerja tak terlalu berat. ”Perhatian pemerintah untuk profesi ini juga sudah menyentuh,” kata Mahmud tiru pelamar waktu diseleksi.
Tentu saja eksistensi guru berdampak positif bagi sekolah yang membutuhkannya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin juga mengakuinya. Minat orang menjadi guru saat ini jauh lebih tinggi dibanding dulu. Tahun lalu pelamar guru mencapai 5000, sementara yang diterima hanya 325 guru.
Membludaknya pelamar guru, disebabkan kesejahteraan guru sekarang sangat baik. Meski setiap tahun pemerintah menerima guru PNS tetap saja Batam masih kekurangan guru. Kekurangan itu bahkan mencapai sekitar seribu orang.
Hanya saja kekurangan itu tidak bisa ditutupi dan membuka peluang jadi guru jadi sangat terbuka. Namun keterbatasan anggaran, sebabkan pemerintah selalu membatasi setiap penerimaan guru PNS. Tahun 2007, kuota Batam hanya 235 orang.
Pembantu Rektor III Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam Rahman Hasibuan mengakui sekarang ini profesi guru sudah favorit. Ia mengatakan demikian karena melihat banyaknya mahasiswa yang sedang mengambil program akta IV di universitas itu. Dari tahun 2007 hingga sekarang jumlah mahasiswa yang mengambil akta IV ini mencapai 200 orang.
Bahkan Fakultas Kejuruan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang baru berdiri tiga tahun ini merupakan memiliki mahasiswa terbanyak.
Dari empat jurusan yakni Biologi, Matematika, dan Sejarah, hanya jurusan Bahasa Inggris paling diminati. “Mahasiswanya paling banyak sampai kelasnya kita bagi dua,” katanya. Melihat kenyataan di atas, profesi guru pada saat ini mulai menjadi incaran bagi banyak anak muda di seluruh pelosok desa dan kota. Bahkan diperkirakan ke depan profesi guru akan diminati bagaikan peminat pegawai sebuah Bank.