Batam Calon Pusat Bridge Nasional

Thursday, August 14, 2008

SETELAH mengunjungi warga di perumahan dan yayasan DSNI di Batam beberapa waktu lalu, kali ini awak Batam Forum Batam Pos beralih ke bidang olahraga. Dari sekian banyak jenis olahraga, olahraga bridge rasanya yang paling menarik dibahas kali ini. Mengapa? Karena olahraga ini disebut olahraga paling unik.
Maka itu, Batam Forum langsung terjun ke markas Pengurus Cabang Olahraga Bridge Batam di Gedung M3G Baloi, Rabu (6/8) malam. Di lantai dasar gedung itu beberapa orang dewasa sedang duduk berlatih. Mereka adalah pahlawan bridge Batam di tingkat nasional.
Sebagian dari mereka menerima Batam Pos. Malam itu memang pertemuan rutin mereka. Tidak sekadar berlatih, mereka juga menyusun strategi dan program massalisasi bridge di Batam. Unik memang, sebab banyak dari mereka sudah kakek-kakek, dan bahkan ada yang seluruh rambutnya sudah memutih. Profesi mereka cukup beragam, mulai dari karyawan perusahaan, pegawai hingga dokter.
Menurut Ketua Pengda Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Kepri, Rusliden Hutagaol, cabang olahraga ini memang masih kurang populer. Tapi perlu diketahui olahraga ini berbeda dengan cabang olahraga lain. Sebab di sini usia emas seorang atlet tidak dibatasi seperti di cabang olahraga lain.
Katakanlah atletik, sepakbola yang hanya sampai maksimum 30 tahun dengan pengecualian pada beberapa atlet tertentu. Bridge hampir tidak mengenal batas usia. Para pebridge masih bisa berprestasi ditingkat dunia pada usia 70 an, contohnya antara lain Bob Hamman, Bobby Wolff dan Paul Soloway.
Di meja bridge seorang atlet pemula bisa saja mengalahkan pemain sekaliber Henky/Eddy dalam suatu turnamen yang memainkan jumlah papan sedikit. Oleh karena bridge bisa dimainkan semua umur, maka sangat mungkin olahraga bridge dipimpin oleh seorang atlet top. ”Sebab itulah bridge dikatakan olahraga paling unik,” tutur Rusliden.
Pertemuan malam itu, Rudsliden didampingi Sekretaris Pengda Bridge Kepri Elfi Amir atau akrab disapa Tevi, Wakil Ketua Pengcab Bridge Batam Miftahudin, Sekretaris Pengcab Bridge Batam M Agus, dan Prijanto (pelatih) serta atlet bridge lainnya. Kebanyakan orang menilai bridge identik dengan judi, karena olahraga ini menggunakan kartu. Inilah yang menyebabkan cabang olahraga bridge di Batam atau Kepri sulit berkembang. Padahal permainan olahraga lain seperti sepakbola, yang tidak bersentuhan dengan kartu, justru lebih mudah dijudikan dibanding bridge.
Dari beberapa cabang olahraga yang ada, hanya bridge yang paling sulit dijudikan. Sebab bridge dimainkan empat orang dalam satu meja secara berkelompok dan minimal dua meja. Posisi kartu bagus juga bukan jaminan tampil jadi pemenang. ”Makanya menjudikan bridge sangat sulit,” kata Rusliden.
Bagi orang awam bridge memang sulit dimengerti. Menonton ratusan kali pun kalau tidak dipelajari, tetap akan sulit dimengerti. Tapi kalau sudah mengerti pasti menyenangkan. Bridge adalah cabang olahraga kedua yang membawa nama Indonesia ketingkat dunia, setelah bulutangkis. Namun karena kurang peminat, olahraga ini jadi tenggelam. Untuk itulah, melalui program PB GABSI Indonesia membuat program baru; yakni bridge masuk sekolah.
Di Kepri sudah mulai dijalankan, hanya belum maksimal. Iven-iven kejuaraan juga sering digelar. Bahkan kejuaraan bridge tingkat nasional, kejuaraan antarperguruan tinggi dan antarpelajar akan digelar di Batam.
Batam juga pernah menorehkan sejarah menjadi tonggak pertama dalam pemberian hadiah terbesar sepanjang penyelenggaran kejurnas bridge. Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, kata Rusliden sangat konsen mendukung iven bridge di Kepri. Buktinya, Kejuaraan Bridge Terbuka Internasional Gubernur Kepri Cup V akan dibuka 22-24 Agustus. Total hadiahnya cukup besar Rp75 juta.
Tidak hanya pemerintah daerah yang memberikan kiprahnya. PLN Batam juga mengadakan Turnamen Mini Bridge dan Bridge Pelajar tahun ini dengan total hadiah sekitar Rp25 juta. "Ini even bergengsi, karena peserta dari Singapura, Thailand, Malaysia, Hongkong, Inggris, Bulgaria, China, Taipe, Filipina dan USA,” paparnya.
Seiring prestasi itu, Batam kini masuk kelas A, kelompok paling bergengsi di arena bridge nasional. Melihat kesuksesan turnamen ini PB GABSI telah memasukkan Turnamen Internasional Terbuka Kepri Cup ke dalam Sirkuit Bridge Asia Pasifik. Letak geografis Batam yang strategis sangat berpotensi membuat Batam menjadi calon pusat bridge nasional, bahkan ASEAN.***