LAZ Juga Ingin Berbuat

Saturday, September 27, 2008

Adanya kebijakan pemerintah pusat meleburkan LAZ ke Badan Amil Zakat (BAZ) beberapa waktu lalu mendapat penolakan dari pihak LAZ. Pihak LAZ berasalan bahwa LAZ juga ingin berbuat untuk masyarakat. Apalagi tidak ada salahnya melepas LAZ sendiri menjalankan programnya. Karena pada intinya LAZ sudah berjalan dengan baik.
Bahkan seluruh program LAZ yang dijalankannya juga membuahkan hasil yang positif. Lagipula kata Syarifuddin, apakah BAZ sanggup menjalankan program tersebut. ”Kita (LAZ) juga ingin berbuat. Semestinya pemerintah harus memberikan dukungan agar LAZ semakin maju, bukan meleburnya,” tuturnya sembari mengatakan bahwa LAZ Batam sudah berjalan dengan baik sejak berdiri tiga tahun lalu.
Buktinya, dari Rp 85 juta yang diterima LAZ MRB setiap bulannya langsung disalurkan pada sembilan program lainnya yang produktif. Yakni program beasiswa, produktif mandiri, sehat dhuafa, santunan nafagah, aksi tanggap arurat (ATD), bimbingan muallaf, tenaga da’i/da’iah, asrama hinterland, dan layanan jenazah gratis. Dua program tambahannya adalah khitanan anak sholeh (khas), qurban by request.
Paling menarik adalah program asrama hinterland. Saat ini LAZ MRB sudah punya dua asrama untuk anak-anak hinterland yang bersekolah di kota Batam. Masing-masing untuk siswa SMA Negeri 1 Batam dari hinterland berlokasi di rumah susun (rusun) Sekupang dan untuk anak SMA Negeri 5 Batuaji di Kavling Lama Batuaji. Setiap asrama diawasi oleh guru dari masing-masing sekolah yang juga tinggal bersama mereka.
Sementara penyaluran zakat untuk program beasiswa disalurkan dengan cara membayar biaya sekolah anak-anak yang berhak menerimanya. Dan setiap pembayaran uang sekolah itu langsung disampaikan LAZ MRB langsung kepada pihak kepala sekolah.
Dana paling besar penyalurannya adalah untuk program mobil jenazah. Dalam satu bulan itu, kata Syarifuddin, mobil jenazah layanan gratis ini telah mengantar sebanyak 85 jenazah dari berbagai agama ke TPU. Sejak diluncurkan Januari 2008 lalu, dana operasional yang telah dikeluarkan sudah mencapai Rp 20 juta. ”Pengeluaran rata-rata perbulan antara Rp2-3 juta,” katanya.
LAZ MRB juga memberikan modal kepada kaum dhuafa untuk membuka usaha kecil-kecilan. Dengan dana sebesar Rp1,5 juta yang diterima diharapkan kaum dhuafa yang menerima modal ini bisa melanjutkan hidupnya. Untuk modal sekecil itu, kata Syarifuddin, biasanya digunakan untuk membuka usaha gorengan.
Dalam program ini, pihak LAZ juga tidak pernah membiarkan dhuafa hanya menerima modal begitu saja. Sebelum diterima, dhuafa diberi pelatihan dengan mendatangkan ahli dalam bidang usaha dan ekonomi.
Pada intinya LAZ MRB ingin usaha yang dijalankan dhuafa harus produktif. ”Kita bersyukur tingkat keberhasilan rata-rata 75 persen,” tukasnya.