Membidik Potensi Zakat dengan Program

Saturday, September 27, 2008

Roadshow dialog Batam Forum Batam Pos terus berlanjut. Pekan lalu tepatnya, Kamis (18/9) lalu, bertatap muka dengan pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Raya Batam (MRB).
Dari hasil dialog ini diketahui masih banyak masyarakat yang belum menyalurkan zakatnya. Untuk itu pengurus LAZ MRB pun melakukan berbagai hal-hal yang kreatif mengajak masyarakat untuk berzakat.
Inovasi pengembangan zakat tidak lagi menjadi dominasi LAZ di ibu kota. Berbagai daerah juga sudah melakukannya. Tujuannya adalah mendorong perkembangan zakat sehingga bisa diharapkan bisa mengentaskan kemiskinan. Salah satu LAZ yang melakukan inovasi pengembangan produk adalah Masjid Raya Batam (MRB).
Bagi lembaga aksi sosial ini, inovasi pengembangan penting dilakukan. Hal itu karena pengembangan zakat sama dengan pengembangan berbagai sektor lain. Tanpa inovasi, zakat memang tetap berkembang, tapi tidak pesat. Karena itu, inovasi perlu digalakkan bagi seluruh lembaga amil. Dengan demikian, zakat di Indonesia bisa tumbuh dan berkembang secara pesat.
Menurut Wakil Direktur Opersional LAZ MRB, Syarifuddin ST salah satu inovasi pengembangan zakat adalah dengan menerapkan orang tua asuh by request sebagai penyaluran zakat yang disampaikan oleh masyakat. Produk ini menjadi unggulan dari 10 program LAZ MRB. ”Sampai saat ini jumlah anak asuh yang sudah tersantuni melalui program ini adalah 320 (dhuafa) mulai dari tingkat SD hingga SMA,” tutur Syarifuddin.
Program orang tua asuh ini sengaja dikembangkan untuk memudahkan masyarakat lebih percaya akan penyaluran zakatnya kepada yang bermanfaat. Program ini sendiri melibatkan para muzakki dengan cara bisa me-request, memilih, memesan anak yang diinginkan sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga anak asuh tersebut.
Sebelum memilih LAZ MRB akan menyerahkan daftar list anak asuh kepada orangtua asuh untuk dipilih sesuai keinginan. Orang tua asuh cukup memberikan santunan tunai kepada siswa senilai Rp100 ribu perbulannya. Dan santunan ini langsung diterima oleh (orangtua) siswa sendiri.
”Program ini sudah jadi solusi bagi para dhuafa yang kesulitan pada biaya pendidikan anaknya. Dengan santunan itu, mereka sudah bisa membeli kebutuhan bersekolah,” papar Syarifuddin.
Disamping itu, lanjutnya, dari Rp100 ribu yang diterima (orangtua) siswa langsung dipotong Rp5 ribu untuk bimbingan belajar anak dan Rp 10 ribu untuk tabungan. ”Setiap tabungan dapat diambil akhir tahun,” tuturnya.
Dalam pengelolaan zakat ini, kata Syarifuddin LAZ MRB sangat tegas. Misalnya jika (orangtua) siswa penerima santunan tidak membayarkan uang sekolahnya, maka LAZ MRB akan langsung menghentikan santunannya. ”Karena itu kita selalu cek kepada kepala sekolah anak penerima santunan, jadi tidak main-main,” katanya.
Para orang tua asuh juga dapat mengetahui perkembangan akademik anak asuhnya dengan menerima foto copy rapor atau nilai evaluasi semester dari sekolah yang dikirimkan oleh LAZ. Setiap orang tua asuh pada program ini punya keterikatan kontrak selama satu tahun dengan mengisi lembar kesediaan menjadi orang tua asuh.
Selama satu tahun berjalan anak asuh pada umumnya meraih rangking di sekolah dan mendapat beasiswa dari Takaful.
Tidak hanya itu, anak-anak asuh ini juga dituntun sampai mendapat pekerjaan. ”Kami yakin program ini akan mendapat respons positif dari masyarakat. Mereka akan terdorong untuk terus beribadah setelah melihat keberhasilan daripada program ini,” katanya.
Dalam penyaluran zakat kata Syarifuddin, LAZ MRB tidak menemuni kendala yang berarti. ”Kendalanya hanya pada pengumpulan zakat. Sebab itu, kita selalu terus sosialisasi kepada masyarakat agar menyampaikan zakatnya. Khususnya karyawan perusahaan agar salurkan zakat profesinya,” tambahnya.
Mengingat masih banyak yang belum menyalurkan zakat, Syarifuddin menyampaikan ada empat cara mudah dalam berzakat melalui LAZ MRB. Yakni kolektif di perusahaan, tunai di kantor LAZ MRB, transfer via rekening dan layanan jemput zakat (lezat). Sedangkan untuk program zakat fitrah LAZ MRB tidak ada karena sifatnya langsung dibagikan karena untuk memberi makan. ”Kami ingin memudahkan masyarakat menyalurkan zakatnya,” ucapnya. ***