Kejar Preman Sampai ke Lubang Semut

Saturday, February 14, 2009

Genderang ”perang” terhadap aksi premanisme telah ditabuh jajaran kepolisian. Polisi menyebutkan operasi ini dilakukan karena preman yang biasa melakukan kejahatan di jalanan sudah meresahkan. Ratusan yang ditangkap, segelintir yang dikirim ke penjara.

Hembusan angin seiring turunnya gerimis di lapangan upacara Poltabes Barelang, membuat kulit merasakan dingin hingga menusuk tulang. Kamis (20/11) lalu, belasan pria hasil tang­kapan razia preman di kawasan Panbil Mall sedang dijejer berdiri di pelataran parkir kantor polisi itu.

Di sudut lapangan, seorang pria berinisial Mi (24) dengan tato di leher bagian belakang itu sedang serius diinterogasi jajaran unit Reskrim, karena dicurigai sebagai pelaku kejahatan curanmor. Pria yang mengaku calo liar ini diamankan dengan barang bukti satu unit sepeda motor merek suzuki smash dengan nomer plat, BP 6359 DK.

Setelah mencatat nama, mengambil sidik jari dan foto, para preman ini selanjutnya mereka digiring ke dalam sel. Lebih lanjut mereka akan dimintai keterangan. Bagi yang terbukti me­lakukan tindak kriminal, terpaksa ditahan dan yang tidak terbukti akan dipulangkan.
Meski tidak berhasil merazia pelaku kejahatan di kantong rawan preman secara maksimal, namun Kapolda Kepri Brigjen Indradi Thanos membantah setiap razia yang mereka gelar sering bocor.

Thanos menegaskan untuk mendukung operasi perang melawan preman ini, kepolisian menyediakan saluran telepon khusus. Seperti razia di kampung Aceh pihaknya manyelidik saat subuh.

“Jadi nggak mungkin bocor, lagi pula kalau ada polisi yang membekingi preman langsung kita tindak,” tegasnya I Thanos usai pertemuan dengan Menpan di Turi Beach, Kamis (21/11).

Di wilayah hukum Poltabes Barelang, dari 2 hingga 19 November 2008 sebanyak 136 preman terjaring. Dari jumlah itu, baru satu orang terpaksa ditahan lantaran terbukti melakukan tindak kejahatan.

”Dia (DPO) pelaku jambret dan pencurian, kasusnya akan dilanjutkan. Memang masih sedikit tapi hasilnya bagus,” kata I Thanos bangga.

Menurutnya ada tiga wilayah yang masuk kategori rawan di kota industri ini, yaitu Lubukbaja, Batuampar dan Batuaji. Sejumlah barang bukti, seperti minuman keras merek Vodka, sebuah pisau, dua buah STNK, SIM, dan obeng diamakan dari tangan preman.
Sebetulnya operasi pemberantasan preman bukan hal baru.

Kapotabes Barelang Kombes Slamet Riyanto pada 27 Agustus 2007 pernah memerintahkan jajarannya untuk memburu preman selama satu bulan. Sebanyak 127 personil diturunkan dengan beberapa mobil Dalmas lengkap dengan spanduk bertuliskan pemburu preman. Alhasil puluhan preman dan minuman keras berhasil diamankan saat itu. Namun berselang beberapa bulan kemudian, preman-preman ini turun lagi ke jalan.

Sesuai perintah Kapolri, kata I Thanos, operasi pemberangusan preman ini akan terus berlangsung. Operasi akan digelar siang malam di berbagai titik rawan kejahatan, antara lain di jalan umum, pusat perbelanjaan, pertokoan, tempat hiburan dan lainnya. Setiap anggota yang berada di bawah jajarannya akan terus disiagakan, menangkap, dan mencegah aksi premanisme supaya tidak kembali terjadi.

Sampai kapan? ”Tolok ukurnya, sampai masyarakat benar-benar merasa aman dan sampai tingkat keamanan meningkat signifikan,” ujar jenderal polisi berbintang satu tersebut. Meski lebih banyak yang dilepas ketimbang di proses, polisi tetap optimis dapat menggulung kejahatan jalanan. ”Hanya sampai ke titik nol itu tidak mungkin,” akunya.

Pardamean (29), warga Sagulung sangat mendukung polisi memberantas preman, dan me­nurutnya operasi itu juga shock theraphy yang bagus menyingkirkan preman yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Namun menurutnya, hal yang sulit dilakukan polisi adalah mempertahankan konsistensi kebijakan itu.

Masyarakat ma­sih merasa pesimis terhadap operasi preman karena di nilainya hanya program sesaat pimpinan polisi yang baru.
Ia menilai sering kali, penegakan hukum dilakukan hanya sesaat pada momen tertentu. Sehingga setelah operasi selesai, para preman yang saat ini sedang tiarap akan timbul kembali. Memberantas preman jangan hanya berani dengan preman kelas teri di jalanan.

“Jika benar ingin memberantas preman harus konsisten seperti memberantas judi,” tambahnya.

Artinya, polisi harus berani menangkap para pentolan preman. Selama ada pentolan pasti preman jalanan akan berulah.

“Baru-baru ini saya baca di koran, mobil warga dibobol di parkiran SP Plaza. Padahal ini sedang gencarnya razia,” katanya.

Menanggapi sinisnya ma­syarakat membuat telinga Kapolda panas. Apalagi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) meminta polisi tidak main tangkap saja. Untuk itu kata I Thanos, polisi akan pertajam razia dan me­nangkap preman yang benar-benar merugikan masyarakat saja. Ia juga meminta ma­syarakat harus mendukung polisi secara penuh.

”Kita harus optimis dan akan kejar (pentolan preman) sampai lobang semut pun,” tegasnya.

Untuk mendukung kebijakan polisi memberantas preman di Batam, polisi membuka layanan call centre sampai tingkat polsek. Pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan Telkom. Menurutnya di setiap telepon umum bisa langsung mengaksesnya secara gratis. Dalam waktu dekan ini akan bisa dioperasikan.

“Merasa resah, masyarakat dapat menghubungi nomor 0778 110,” tutur I Thanos. ***