Berawal dari Ngejam Bareng

Saturday, February 14, 2009

PETA perkembangan musik nasional hingga memasuki awal tahun 2009 ini, makin semarak dengan munculnya band-band baru, terutama band daerah atau lokal. Band daerah yang lantas sukses di pentas musik nasional, ternyata juga membawa angin segar bagi grup band lokal di Batam.

Di Batam, mulai bermunculan band-band baru yang mulai serius menekuni musik. Band-band yang umumnya berpersonel anak-anak muda ini mulai memiliki orientasi untuk bisa ikut menembus Jakarta dan memiliki tekad membentuk band tak sekadar untuk mainkan musik belaka.

Mereka serius menciptakan karya dan menyodorkan demo ke radio swasta untuk diudarakan. Red Cover Band misalnya. Ada yang menarik disimak dari perjalanan grup band muda ini mencari eksistensi dalam bermusik. Seperti apa sejarah terbentuknya kelompok band ini dan bagaimana latar belakang para personelnya grup musik asal Batam ini, di rubrik baru Batam Pos ini akan mengupas secara lengkap.

Sekitar tiga tahun yang lalu, Lutfi, Supriyanto, Welly, Anugrah, Rivan, Billy dan Reza hanyalah teman nongkrong baik di sekitar rumah dan teman bermain musik di studio. Meski sering nongkrong, mereka bukanlah tergabung dalam satu grup musik. Masing-masing ke tujuh anak-anak tersebut memiliki band masing-masing.

Belakangan mereka pun mengejar mimpinya masing-masing. Sebagian besar personel band mereka pada melanjutkan sekolah ke luar Batam. Akibatnya band-band yang sebelumnya sudah banyak meraih prestasi itu bercerai berai. Di saat teman-teman mereka melanjutkan ke luar kota, Lutfi justru memilih menetap dan mengambil kuliah di Batam.
”Rasanya lebih nyaman kuliah disini,” kata Lutfi Mahasiswa Poltek Batam sembari menyebut Angga juga satu kuliah dengannya.

Sementara Anto memilih kuliah di Ibnu Sina, Billy di Umrah sedangkan Rivan dan Welly memilih di Putra Batam. Rumah yang masih dalam satu kawasan di Seiharapan Sekupang membuat mereka sering ketemu.
Karena sudah saling tahu hobi masing-masing, mereka pun iseng-iseng ngejam di sebuah studio di Batam Centre. ”Ternyata kita langsung cocok,” ungkapnya.

Sejak itu mereka pun membentuk grup band bernama Red Cover pada 26 Juni 2006 dengan formasi Upy (Lutfi Muhammad Fajar) mantan Zigzag Band sebagai keyboardis dan Korea (Rivan Kurniawan) mantan personel Bugs Bunny memainkan gitar. Sedangkan Keonk (Supriyanto) yang juga memainkan gitar, Jibenk (Welly Nofrill) memegang bass, Khacank (Anugrah Prasetya) pada vocal dan Reza yang menggebuk drum adalah mantan Coconut Ice Band.

Mereka pun mengambil nama Red Cover spontan. Kata itu sendiri memiliki arti selalu berani tampil di depan. Dua minggu setelah Red Cover lahir, band ini langsung mulai menciptakan lagu. Karena masing-masing personel suka dengan lagu Kerispatih, Gigi dan Samson, akhirnya pilihan jatuh pada alternatif pop rock sebagai aliran musik mereka. Mereka juga menilai pasaran musik pop rock di blantika musik Indonesia terus stabil.

Tiga bulan berjalan dan lagu yang mereka ciptakan baru satu Reza keluar karena ingin melanjutkan sekolah di luar Batam. Posisi drumer pun langsung digantikan Billy Mamentz (Bil Muwafah Dwi Putra). Mereka pun menciptakan lagu-lagu terbaik mereka. Sampai suatu hari mereka nekad merekam lagu-lagu yang mereka ciptakan.

”Kita patungan dari uang jajan, akhirnya terkumpul sejumlah uang dan kami rekam musik ciptaan kami di CD. Awalnya kita rekaman di Tanjungpinang. Kita merekam dua lagu di sana, selebihnya di Batam,” papar Lutfi juru bicara sekaligus penggagas nama band ini.

Dari awal memang sudah disepakati Red Cover harus jadi indie band. Karena itu mereka gencar menciptakan lagu agar bisa tampil di ajang festival indie. Seperti Asian Beat, Kepri, Minded Indie Community 2007, Amild Live Wanted Pekanbaru 2008, Amild Live Wanted Batam 2008 dan The Spirit of Indie at Megamall Batam Center 2008.

Berkat potensi dan keahlian personil band yang bermarkas di Seiharapan Sekupang ini sudah menciptakan enam lagu ciptaan sendiri. Masing-masing Indonesian Tonight, Aku Milikmu, Cintai Aku Juga, SKS (Satu Kesempatan Saja), Akhirnya dan Tak Selalu Sempurna.

Alhasil, lagu berjudul Indonesian Tonight ciptaan Lutfi yang bergenre rock progresif berhasil masuk final di Asian Beat, Kepri. Kemudian lagu yang cukup melow berjudul Tak Selalu Sempurna ciptaan Billy juga mengantarkan Red Cover juara tiga di Amild Wanted Batam 2008. ”Kita juga sedang menggarap dua lagu untuk festival Amild Wanted Batam 3,” ujar Lutfi saat berbincang di pojok Bistro Goddiva Mega Mall Batam Centre.

Kesuksesan band ini memang membuahkan hasil dengan kerap tampil sebagai bintang tamu di festival-festival band, pub-pub dan beberapa acara besar lainnya di Batam. Tak sedikit materi yang mereka dapatkan dari penampilan itu. ”Honornya habis buat kebutuhan Red Cover juga,” katanya.

Band ini juga punya pengalaman tampil live dan talk show di radio-radio swasta di Batam dan Tanjungpinang. Stasiun radio yang pernah menampilkan mereka adalah Bigs FM, Sheila FM, Zoo FM, Key FM, Gress FM, Samba FM, Batam FM, Aljabar FM, dan Iguana FM.

”Kita juga dipercaya menjadi band pembuka untuk konser grup band terkenal seperti ST12, Garasi Band, Audy, Mickey dan Tia (AFI). Itu adalah hari yang paling membanggakan bagi Red Cover,” kata Lutfi.

Di penghujung wawancara mereka hanya berharap lagu-lagu ciptaan Red Cover nantinya dapat diterima masyarakat dan mewarnai musik nasional. ”Kita ingin mendapat fee back dari usaha kita itu,” kata Anto. Bahkan agar musik mereka bisa didengar sampai Jakarta, para mahasiswa tehnik informatika di berbagai perguruan tinggi di Batam ini membuat website http://redcoverband.com.

”Menembus Jakarta memang sulit. Jalan mudah satu-satunya agar musik kita didengar disana, melalui jaringan internet seperti website, youtube, blog, friendster dan lainnya. Karena jelajahnya lebih luas,” katanya. ***


Gara-gara Billy Teringat Sang Kekasih

Lagu-lagu hebat, ada kalanya diilhami oleh pengalaman penciptanya. Hal ini juga dialami oleh personel Red Cover.

INSPIRASI yang menghasilkan sebuah karya dapat muncul kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Setidaknya ini terbukti pada personil grup band Red Cover, datangnya inspirasi membuat personel band ini terjaga sepanjang malam.

Billy drumer Red Cover pada Lutfi mengaku jadi susah tidur lantaran lagu-lagu yang digubahnya membuatnya tak bisa memejamkan mata di waktu tidur. Lirik-lirik datang bertubi-tubi di kepalanya disaat-saat ia mencoba untuk tidur. Dan begitu gagasan itu datang, ia buru-buru menuliskannya.

Apalagi lirik-lirik lagu tersebut sebagian besar merupakan pengalaman pribadinya. Contohnya pada lagu berjudul Tak Selalu Sempurna. Billy, lanjut Lutfi menuangkan seluruh isi hati dan pikirannya saat menuliskan lirik lagu itu. ”Lagu itu muncul saat mengingat kekasihnya yang tak bisa bersama lagi,” kata Lutfi.

Lirik, bagi mereka, tidak sekedar kata yang kemudian dinyanyikan, tetapi juga mengandung makna. Simak saja penggalan lagu Tak Selalu Sempurna ini: Lelah hatiku selalu merasa, membuat hatimu selalu terluka, meski ku coba membuatmu bahagia, tapi itu tak mudah kulakukan, maafkan semua cara yang pernah kuberikan kepadamu, itu kesalahan ku.

Lagu ini sebenarnya mengarah pada kisah percintaan sepasang kekasih yang kandas. Lirik ini mengambarkan manusia itu selalu merasa ada yang kurang dan ingin lebih dalam hidupnya. Sehingga manusia terkadang merana karena cintanya tak sesuai seperti yang dimau lalu membiarkan waktu untuk menjawabnya. ”Disini kami menganalogikan kalau manusia itu tidaklah selalu sempurna,” katanya.

Melalui konsep inilah lagu ini menjadi berkesan bagi Billy dan kawan-kawan. Tak ayal lagu ini pun dijadikan hits mereka pada beberapa iven lomba. Bahkan Billy pada lagu baru yang sedang dalam penggarapan berjudul Kepergiaanmu merupakan kisah lanjutan Tak Selalu Sempurna. Penulisan lirik disini Billy menceritakan wanita yang dicintainya itu akhirnya meninggal dunia. ”Itu kisah nyata Billy,” ungkap Lutfi yang diamini Anto.

Lagu yang diciptakan grup band bermotto Selalu Berani Untuk Tampil di Depan ini pada umumnya hasil pengalaman percintaan masing-masing personel. Termasuk lagu Aku Milikmu yang diciptakan Lutfi merupakan kisahnya dengan sang pacar. Inilah sebaitlirik lagu ini:

kuhempaskan namamu di penghujung,
agar kau mengerti kau masih milikmu,
ku hembuskan nafasku kiringi langkahmu,
agar kau pun tahu aku tetap miikmu,


Menurut pandangan Lutfi lagu bernuansa romastisme dan percintaan masih masih laris dan tetap diterima pasar. Karena itu, lagu hasil gubahan mereka tidak jauh dari tema itu. Nah, paling mudah untuk mendapatkan lirik itu awalnya adalah pengalaman pribadi. Lagu-lagu lain yang diciptakan personel lain juga tidak jauh dari hasil pengalaman pribadi mereka.

Dari enam lagu yang diciptakan hanya satu lagu yang tidak bernuansa romantis. Lagu tersebut adalah Indonesian Tonigth. Menurut Lutfi tempo lagu ini cepat dan musiknya rock progresif karena full distorsi. Lagu ini papar Lutfi menceritakan kebanggaannya menjadi orang Indonesia. ”Inspirasinya datang saat mandi,” ujar Lutfi sembari mengaku menciptakan lagu itu dua hari saja. ***