Biang Keroknya Truk Tanah

Saturday, November 8, 2008

- Jalan Rusak di Kota Batam

MEMASUKI triwulan IV 2008 lalu, pemerintah kembali direpotkan dengan urusan infrastruktur jalan Batam yang dikeluhkan banyak pihak karena selalu rusak. Jalan yang rusak diyakini sementara pihak adalah biang dari ketidaklancaran distribusi barang, komoditas bahkan manusia itu sendiri. Kerugian tidak hanya waktu tempuh, tetapi juga menjalar kepada persoalan perekonomian secara umum. Bisa dibayangkan rusaknya jalan Tanjunguncang, depan kawasan industri Batam Centre (simpang Frengki), Jalan Duyung Batuampar yang selama ini mengemuka.
Ditambah lagi kemacetan akibat banjir dimana-mana, telah menghambat pengiriman barang dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari perusahaan ke pelabuhan untuk selanjutnya dikirimkan ke luar negeri, dan persoalan lainnya. Direktur Pembangunan Otorita Batam Istono tidak menampik hadirnya masalah itu. Ia mengatakan kerusakan jalan di Batam disebabkan berbagai faktor.
Diantaranya kondisi jalan sudah lama belum dilakukan pelapisan permukaan jalan atau overlay. Idelanya jalan itu harus di overlay lima tahun sekali. Kemudian beban kendaraan yang terlalu berat, dan genangan air akibat faktor drainase yang kurang baik dan tidak terawat.
Kerusakan paling parah disebabkan beban kendaraan yang terlalu berat. Jalan di Batam tidak akan pernah bagus jika beban muatan pengangkut barang tak terkendali. Terutama kegiatan truk pengangkut tanah. ”Ini biang keroknya,” tegas Istono yang kini menjabat Kepala Biro Perencanaan Otorita Batam diruang kerjanya, Jumat (31/10). Menurutnya volume muatan truk sering melebihi daripada ketentuan yang diizinkan. Kalau trailer dan angkutan pengangkut kontainer yang melintasi, jalan di Batam tidak akan ada masalah.
”Lihat saja truk sesukanya mengangkut muatan tanah lebih dari ketentuan. Kalau seperti ini, selamanya jalan akan rusak,” kata Istono. Tudingan itu bukan tanpa alasan sebab pihaknya telah melakukan survei tentang penyebab kerusakan jalan-jalan di Batam. Hasilnya, ditemukan bahwa kelebihan muatan truk tanah mengurangi umur ekonomis pemakaian jalan. Apalagi ditambah tanah yang jatuh ke aspal juga mempercepat kerusakan aspal.
”Perhatikan saja tanah yang berjatuhan di jalan bikin aspal rusak,” katanya. Dengan kondisi itu, hampir bisa dipastikan, kondisi kerusakan jalan, terutama di setiap jalan arteri bisa dikatakan ada. Otorita Batam (OB) memperkirakan untuk perbaikan jalan arteri dan kolektor di tahun 2008 menghabiskan dana sedikitnya Rp30 miliar lebih.
”Tahun 2007 mencapai Rp60 miliar, dan Anda sudah merasakan kemulusannya,” terangnya. Tahun 2007, OB melakukan overlay jalan arteri. Mulai Simpang Sei Harapan ke Simpang Jam. Dari Simpang Jam ke Pelabuhan Batuampar, dari Simpang Jam ke Simpang Kabil. Kemudian dari Simpang Kabil pelapisan di arahkan ke kawasan Industri Batamindo. Panjangnya mencapai 63 kilometer dan begitu juga jalan-jalan lainnya.
Contoh jalan rusak yang bisa dikemukakan belakangan, seperti dipublikasikan di media antara lain jalan menuju Tanjungpiayu. Perbaikan jalan tersebut memang masih sampai pintu III Tanjungpiayu. Pengerjaannya terhenti karena kurang anggaran. ”Setelah Desember ini kerusakan jalan di Tanjungpiayu tidak akan ada lagi. Sekarang proyek itu sudah dalam tahap kontrak,” ungkapnya.
Sementara minggu depan jalan di depan sekolah Kallista, kawasan Industri depan PT Panasonic, Batam Centre dipastikannya akan diperbaiki. Jalan menuju Tanjunguncang sendiri kata Istono dipastikan tahun ini.
Tahap pertama adalah perbaikan jalan lama dan jalur ke dua. Sedangkan yang dalam pengerjaan sekarang adalah ruas Jalan Jendral Suprapto, Mukakuning-Tembesi, Jalan Duyung Batuampar, jalan depan Pasar Induk serta memperlebar jalan Seipanas. Paling besar jalan kawasan industri Sekupang.
Kata Istono, jalan yang pemeliharaan menjadi tanggung jawab OB sepanjang 630 Km, terbagi 200 Km jalan arteri dan 430 Km jalan kolektor dan lokal. Sebagian besar jalan-jalan yang rusak telah diperbaiki OB sejak awal tahun. ”Yang jelas jalan rusak tahun ini sudah berkurang,” ujarnya. ***