Pelat Hitam hingga Trayek ke Wilayah Pemukiman

Saturday, November 8, 2008

SOPIR taksi dan angkutan kota (angkot) di Batam pada April lalu bergiliran menggelar demonstrasi dan mogok operasi. Mulai taksi, Metro Trans, dan Bintang Kembar (Bimbar). Mereka berdemo karena trayek mereka tumpang tindih. Ruwetnya sistem transportasi Batam saat itu membuat para penumpang menjadi korban. Tapi sekarang trayek tersebut sudah tertata. Setiap sopir sudah lintas di trayeknya masing-masing. Kepala Bidang Darat Dinas Perhubungan Kota Batam Kasri membenarkannya. Katanya persoalan tidak bakal terjadi sekarang ini. ”Kita ini tegas dalam hal itu dan kita juga selalu mengawasi,” ucapnya.
Fenomena persoalan transportasi yang belum kelar adalah taksi dan carry berpelat hitam. Kasri mengaku persoalan itu memang sangat rumit. Razia yang dilakukan pun tidak membuat pemilik kendaraan pelat hitam jera. Justru jumlahnya semakin anyak. ”Sebenarnya itu wewenang kepolisian melakukan razia, bukan kami. Kita hanya bekerjasama jika polisi gelar razia,” katanya.
”Kita tidak mungkin razia 24 jam. Waktu kita terbatas,” kilahnya.
Salah satu solusinya berpulang pada penumpangnya. Kalau penumpang tak naik pelat hitam juga tak akan jalan. Penumpang harus sadar, naik angkutan pelat hitam besar resikonya. Nyawa tidak dijamin asuransi jika terjadi kecelakaan. ”Juga rawan kejahatan,” paparnya. ***