Lamanya Nunggu Giliran Operasi

Friday, July 4, 2008

Bedah caesar atau operasi caesar belakangan ini menjadi tren karena tidak perlu merasakan sakit dan prosesnya cepat. Namun bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko pada komplikasi medis lainnya. Seperti pengalaman Asmaria (38).
Asmaria berbaring di atas ranjang di salah satu kamar ruang perawatan Mawar di ruang Kebidanan Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang, Jumat (27/6) siang. Wajah warga Taman Yasmin Bandara, Batam Centre, ini masih kuyu dan kelelahan. Pasalnya ia baru saja melahirkan melalui operasi caesar, Rabu (25/6), sehingga perlu istirahat.
Bayi yang baru dilahirkannya sekitar pukul 13.30 WIB itu tidur pulas di ranjang kecil di samping tempat tidur Asmaria. Bayi laki-laki yang belum diberi nama itu adalah anak kedua istri Amri Nasution (38). Anak pertama Asmaria, Asmarini (3) juga lahir melalui operasi. Jadi ini adalah pengalaman kedua Asmaria melahirkan melalui operasi caesar.
Menurut Asmaria, ia terpaksa melahirkan melalui proses operasi caesar karena alasan klinis. Ketika hendak melahirkan anak pertamanya tiga tahun silam, dokter melihat posisi bayi dalam kandungannya tidak bagus.
”Kadang melintang, kadang sungsang. Mungkin karena pinggul saya kecil,’’ kata Asmaria ketika ditemui di ruang perawatan Mawar RSOB, Jumat siang. Begitu pun saat hendak melahirkan bayi keduanya, dokter yang menanganinya, dr Adriyanti SpOG melihat adanya kesulitan untuk melahirkan secara normal. Jalan keluar bayi, terhalang ari-ari. Karena alasan klinis akhirnya proses kelahiran bayi kedua, Rabu (25/6), dilakukan melalui operasi caesar.
Lalu bagaimana perasaan Asmarani saat melahirkan melalui operasi caesar itu? Wanita ini mengungkapkan tetap saja tegang meski tidak merasakan sakit dan merupakan pengalaman kedua. ”Namanya menghadapi operasi pasti tegang. Takut terjadi apa-apa, karena faktor usia dan kondisi tidak fit’’ ungkapnya sembari tersenyum.
Ia menuturkan, menjalani operasi caesar tidak membutuhkan waktu yang lama. Justru saat menunggu giliran operasi yang lama. Ibu dari Asmarini ini mengungkapkan, ia mulai masuk ruang operasi pukul 11.00 WIB. Namun operasi baru dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat operasi mulai dilakukan ia dibius lokal sehingga tetap sadar. Ia tidak melihat dokter bekerja karena terhalang kain. Tapi ia merasakan saat dokter mulai membedah perut dan rahimnya. ”Saya tahu dan terasa saat dibedah. Tidak ada rasa sakit,’’ bebernya.
Malah ia sempat terlena dan keenakan karena hembusan angin pendingin udara di ruang operasi. Di tengah-tengah dokter melakukan operasi ia setengah sadar, istilahnya tidur-tidur ayam. Namun ia tersadar penuh lagi ketika bayinya ditarik keluar dan rahimnya dan menangis untuk pertama kalinya. ”Saya dengar anak saya menangis,’’ ujarnya sambil tersenyum.
Usai anaknya lahir, Asmarani masih dalam pengaruh bius. Sementara dokter melanjutkan mengeluarkan ari-ari. Membersihkan rahimnya dan menjahitnya kembali serta menutup perutnya yang tadi dibedah. ”Terasa saat dijahit, tapi tidak sakit,’’ katanya lagi.
Meski tidak merasakan sakit melahirkan seperti yang dirasakan wanita yang melahirkan secara normal, namun Asmaria tak ingin melahirkan lagi. Selain faktor usia, ia juga khawatir jika harus melahirkan lagi melalui operasi caesar. Karena itu kandungannya pun disterilkan usai melahirkan anak keduanya itu.
Lain Asmaria, lain pula Carlien Kamba yang menjalani persalinan normal dan caesar. Jika Asmaria (38) harus menjalani persalinan dua anaknya melalui operasi caesar, Carlien Kamba (28) merasakan persalinan tiga anaknya melalui persalinan normal dan operasi caesar. Anak pertamanya lahir melalui persalinan normal, sementara anak kedua dan ketiga harus melalui operasi caesar.
Wanita asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan, ini harus melahirkan anak keduanya dengan operasi caesar karena alasan klinis. Saat hendak melahirkan, jalan keluar bayi terhalang ari-ari. Sementara alasan menjalani operasi caesar pada persalinan anak ketiga karena pertimbangan jarak antara anak kedua dan ketiga sangat dekat, yakni sebelas bulan. ”Karena jarak kelahiran sangat dekat jadi sangat berisiko untuk melahirkan secara normal. Kalau mau melahirkan normal, jaraknya paling tidak dua tahun,’’ ungkap Carlien.
Namun dibandingkan melahirkan secara normal dari pada melalui operasi caesar, Carlien mengaku lebih memilih secara normal. Persalinan normal, katanya, risikonya tidak terlalu besar, rasa sakitnya tidak lama, dan biayanya lebih ringan. ”Kalau persalinan normal memang sakit.
Tapi rasa sakitnya hanya satu hari itu saja, saat melahirkan,’’ katanya. Sementara melahirkan melalui operasi caesar, memang tidak terasa sakitnya saat persalinan karena pengaruh bius. Tapi setelah itu, rasa sakit di perut bisa terbawa sampai satu pekan. Akibatnya, harus menjalani perawatan cukup lama di rumah sakit.
Dalam hal biaya, ungkapnya, pada persalinan normal, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp5 juta saja. Itu sudah termasuk biaya persalinan dan ruang perawatan VIP. Sedangkan saat menjalani persalinan melalui operasi caesar paling tidak biaya yang harus dikeluarkan minimal Rp10 juta. ”Pokonya biayanya Rp10 juta ke atas,’’ ungkapnya.