Selamat Datang Era Multi Partai

Saturday, July 26, 2008

Senin (7/7) lalu, 34 Parpol nasional dan enam parpol lokal Aceh berhasil lolos verifikasi faktual KPU. Parpol-parpol tersebut dipastikan akan menjadi kontestan pada Pemilu 2009 mendatang. Jumlah peserta Pemilu 2009 jauh lebih banyak dari Pemilu 2004. Bagaimana peluang perolehan kursi di DPR? Lalu bagaimana peluang partai kecil di Pemilu 2009 yang akan digelar 9 April 2009?
Wajah pengurus partai kecil maupun partai besar di daerah berseri-seri ketika tempat wadah berpolitik me­reka dinyatakan lolos verifikasi faktual kemudian diikuti dengan pencabutan no­mor urut partai baru-baru ini. Keberhasilan itu pun dirayakan para pengurus-pengurus partai di daerah dengan berbagai cara.
Misalnya, cara unik yang dilakukan Partai Matahari Bangsa (PMB). Oleh Sugito, pengurusnya yang berlatar pengusaha jasa angkutan umum bernama Bintang Kembar (Bimbar) langsung menggratiskan ongkos penumpangnya pada hari tersebut. Tentu ungkapan keceriaan pengurus pun dibalas dengan ungkapan kesenangan dan terima kasih dari masyarakat.
”Ada sepuluh bus trayek Batuaji-Jodoh yang kita gratiskan. Selain sebagai ungkapan syukur, kita juga ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat Batam yang telah mendukung kita selama ini,” ungkap Sugito sembari menjelaskan partai ini sudah mendirikan delapan kantor sebagai perwakilan cabang. ”Ini tentunya berkat dukungan masyarakat juga,” imbuhnya.
Tidak hanya PMB, Partai Patriot dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) juga melakukan hal yang sama. Partai Patriot yang diketuai Frans Panjaitan ini merayakannya, Sabtu (12/7) kemarin, dengan menggelar syukuran kecil-kecilan di kantornya di Komplek Greenland, sekaligus perayaan ulang tahunnya. ”Syukurannya sederhana saja, bertepatan hari itu hari ulang tahun saya, jadi kita rayakan sekaligus,” ungkap Frans.
Perayaan kecil-kecilan ini juga tak mau dilewatkan pengurus partai baru PPRN. Perayaan kegembiraan ini akan dihadiri pengurus dari pusat, Suryani, yang berencana mencalonkan ke DPR RI melalui pemilihan wilayah Kepri. ”Menurut kami, kemenangan ini layak untuk dirayakan tentu dengan cara kami juga,” ungkapnya.
Partai-partai lain, baik besar maupun baru juga berbuat hal yang sama. Bahkan partai besar seperti Golkar langsung me­resmikan kantor badan pemenangan pemilu (Bappilu) di Seipanas, Jumat (11/7) kemarin.
Namun kemenangan sekarang bukanlah akhir daripada semuanya. Masih banyak pekerjaan untuk sampai kepada tujuan masing-masing partai. Misalnya tampil sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara terbanyak dan kursi pada pemilu 2009 mendatang.
Upaya-upaya itulah yang sedang dikerjakan para pengurus masing-masing partai yang bertarung di 2009 nanti. Justru partai kecil diprediksi bakal kesulitan mendapatkan kursi di parlemen, karena banyaknya partai yang adu kekuatan politik. Partai lama dan yang relatif besar diprediksi bakal mendominasi menduduki kursi paling banyak di DPRD. Oleh karena itu, partai-partai kecil harus bekerja ekstra keras.
Beberapa partai kecil yang ditemui juga membenarkan untuk mencapai tujuan partainya harus bekerja keras. ”Itu benar, dan saya pikir tidak hanya partai kecil dan baru saja. Tetapi partai besar juga pasti bekerja keras. Karena tidak ada yang tahu kekuatan politik. Ya, kalau tidak bekerja keras tentu kekalahan di pemilu bisa saja terjadi,” ungkap Ketua DPD PPRN Kota Batam Niko Nixon Situmorang di Nagoya, Jumat (11/7) lalu.
Banyaknya partai yang bertarung bagi sebagian masyarakat membuat mereka semakin bingung. Mereka mengatakan kondisi ini bisa memungkinkan rendahnya partisipasi masyarakat pada Pemilu 2009. Seperti diketahui, pada Pemilu 2004, dari 24 parpol, hanya 16 parpol yang memperoleh kursi DPR. Kebanyakan partai-partai itu adalah partai besar.
Namun Niko Nixon membantah pada Pemilu 2009 mendatang hal itu tidak akan terjadi. Banyaknya partai tidak akan membuat masyarakat bingung, jika sejak sekarang partai yang terlibat dalam Pemilu 2009 memberi pembelajaran politik pada ma­syarakat saat kampanye nanti. Dengan demikian masyarakat bisa lebih mengerti dengan haknya dan pentingnya suara mereka untuk mendapatkan perubahan negara menjadi lebih baik.
”Terlepas nanti pilihan mereka membawa perubahan baik atau tidak. Yang jelas masyarakat telah memberikan haknya. Masyarakat juga sudah pintar, jika periode ini pilihannya tidak baik, tentu periode besok akan pilih yang lebih baik,” katanya.
Frans dari Partai Patriot juga menegaskan bahwa partainya harus bekerja keras, meskipun pada Pemilu tahun 2004 lalu telah mendudukkan beberapa kadernya di kursi DPR/DPRD di Indonesia. ”Kader kita memang belum ada duduk di DPRD Batam. Tahun ini kita harus bekerja keras untuk itu,” ungkapnya.
Ke-34 partai politik peserta pemilu terdiri dari 16 partai yang telah memenuhi syarat pasal 315 dan 316 huruf d, Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang pemilu. Serta 18 partai yang lolos verfikasi faktual. Partai yang dinyatakan lolos verifikasi faktual dari 35 partai politik baru adalah partai yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Yakni perihal kepengurusan, domisili, pemenuhan 30 persen kepengurusan perempuan di tingkat DPP, dan dukungan. ”Berdasarkan penelitian KPU pusat, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, partai yang memenuhi syarat ditetapkan sebagai peserta pemilu,” kata Ketua KPU Pusat Abdul Hafiz.
Ke-18 partai baru yang lolos verifikasi faktual dan ditetapkan sebagai peserta pemilu adalah Partai Barisan Nasional, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Indoensia Sejahtera, Partai Karya Perjuangan, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Kebangkitan Nasional ulama, Partai Kedaulatan, Partai Matahari Bangsa, Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia, Partai Patriot, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Pemuda Indonesia, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Perjuangan Indonesia Baru, Partai Pesatuan Daerah, Partai Republik Nusantara.
Sedangkan 16 partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat pasal 315 dan 316 huruf d adalah Partai Amanat Nasional, Partai Bintang Reformasi, Partai Bulan Bintang, Partai Demokrasi Indonesia, Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Karya PerjuanganBangsa, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Pelopor, Partai Penegak Demokrasi Indonesia dan Partai Persatuan Pembangunan.
Dari segi biaya, logistik dan perebutan hati masyarakat oleh masing-masing partai mengaku mampu bersaing dalam Pemilu 2009. Seperti pengakuan partai besar maupun kecil. Diantaranya Partai besar PDI Perjuangan dan Partai Golongan Karya. ”Kita benar-benar siap baik dari segi biaya dan logistik menghadapi Pemilu 2009,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Batam, Ruslan Chasbulatov, Jumat (11/7) di kantor DPRD Kota Batam.
Partai berlambang pohon beringin juga tak mau kalah dengan kekuatan politiknya. Partai Golkar mengklaim masih di hati ma­syarakat. Ketua DPC Kota Batam Zainal Abidin mengatakan pihaknya telah menyiapkan keperluan untuk bertarung di Pemilu 2009. Baik itu dari segi pendanaan saat kampanye, logistik serta badan pemenangan pemilu (Bappilu).
”Bappilu memiliki fungsi yang sangat strategis bagi partai. Dan kita sudah memilikinya sekarang untuk melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat,” tuturnya usai peresmian dan pelantikan Bappilu Batam di Komplek Ruko Trikarsa Equilita, Batam Centre, Jumat (11/7).
Begitu juga dengan partai baru seperti PPRN, Partai Patriot, Partai Karya Perjuangan dan PMB dari segi pendanaan dan logistik kesiapannya sangat tidak diragukan, meski menjadi peserta baru dalam Pemilu 2009. Untuk memobilisasi seluruh logistik masing-masing partai mengaku tidak akan menemui kendala. Sebab letak kantor masing-masing partai untuk mengkoordinasikan semuanya dekat jalan-jalan besar yang aksesnya cepat.
Meski mengakui pendanaan yang kuat, namun partai-partai baru ini lebih berprinsip tidak bakal melakukan politik uang demi mendapatkan suara konstituennya di saat kampanye nanti. ”Untuk politik uang saya rasa tidak akan berhasil. Maka itu tidak akan kita lakukan,” kata Frans Panjaitan.
Menurutnya, masyarakat sudah pintar dan lebih cenderung mengelabui partai politik yang melakukan politik uang yang jorjoran. ”Mengambil duitnya tapi saat pemilihan tidak memilih partainya dan ada yang tidak memilih,” paparnya.
Dalam kampanye Pemilu 2009, Partai Patriot akan memberi pendidikan politik kepada masyarakat dan menjelaskan programnya. Terserah nantinya masyarakat memilih siapa. ”Secara politik, partai harus bertanggung jawab memberi pendidikan politik pada masyarakat. Sehingga tidak ada anggapan partai membodohi masyarakat,” kata Frans.
Niko Nixon menambahkan meski di Indonesia punya ragam partai yang berlatar belakang primordial, suku, agama dan lain-lainnya, namun masyarakat mesti harus menentukan pilihannya. Selain dari upaya partai, masyarakat juga harus aktif mengetahui hak politiknya untuk menuju perubahan Indonesia yang lebih baik.
”Lebih bagus memilih daripada tidak sama sekali karena demokrasi itu penting. Siapapun harus memberi warna bagi bangsa ini. Cara golput merupakan sikap pasrah dan tidak ingin perubahan,” paparnya. ***