Berdakwah dengan Keterbatasan

Friday, October 17, 2008

Hang FM Bangkit dari Puing

KANTOR pusat Radio Hang di Carnavall Mall Batam Centre -biasa disebut My Mart- pasca kebakaran tinggal menyisakan puing. Seluruh peralatan penyiaran radio Hang 106 FM yang menyuarakan Sunnah di kota Batam dan unit usaha lain yang berunuansa islma telah berubah menjadi abu. Hanya sedikit aset yang terselamatkan yaitu sebagian buku-buku tentang agama Islam.
Meski aset telah berubah jadi abu dan arang namun, tidak dengan semangat kru radio Hang. Wajah-wajah optimis untuk bangkit jelas terpancar dari wajah mereka. Semangat itu kembali setelah melihat respons masyarakat, yang merupakan pendengar setia mereka meminta agar Hang terus berdakwah.
Bahkan dorongan semangat itu juga datang dari pendengar setia Hang FM dari Singapura, Rabu lalu. Termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam. “Saat kejadian kita down. Tapi respons masyarakat saat itu membuat semangat kita kembali. Dan putuskan untuk bangkit dan terus berdakwah,” tutur Zein, salah satu pengelola Radio Hang FM.
Akhirnya, kru melupakan sejenak kejadian itu dan memulai tahap yang baru. Zein menganggap kejadian itu adalah suatu titik dimana radio Hang akan terus semangat berdakwah walaupun mendapat kejadian tersebut. Berkat dukungan pendengar setia, Hang FM pun akhirnya kembali siaran.
Selasa (7/10) lalu radio Hang kembali siaran atau mengudara menyuarakan sunnah kepada pendengar. Meski masih menggunakan peralatan yang memang masih serba terbatas. Pasca kejadian radio yang didengar secara langsung oleh masyarakat sekitar Batam, Singapura, dan Malaysia, serta didengar juga seluruh dunia melalui streaming hanya memiliki daya 300 watt.
Radio Hang106 saat ini bisa mengudara lagi dengan memanfaatkan station relay (tower) yang ada di masjid Sabilun Najaah, Merapi Subur Batuaji. Peralatan pemancar sementara memakai atau menggunakan pemancar dari Radio Bayan Tanjungpinang dan komputer serta mixer dari studio mini Hang106 yang ada di Masjid Sabilun Najaah.
Sebelumnya studio di masjid Sabilun ini hanya digunakan untuk relay. Misalnya jika ada pengajian pagi hari dan malam hari langsung di relay ke pusat di kantor Hang FM di My Mart yang kini terbakar untuk disiarkan. ”Tapi setelah kejadian, studio mini ini sudah dijadikan pemancar sementara,” kata Abu Anas bagian Teknisi Hang FM saat ditemui di studio, Kamis.
Dengan kondisi 300 watt Zein mengatakan radius jangkauannya hanya 15 hingga 20 km. Radius itu memang sangat kecil dibanding sebelumnya radio Hang yang menggunakan 7000 watt dan mampu menyuarakan Sunnah sampai ke dua negeri jiran Indonesia.
Meski dengan kondisi terbatas namun semangat suarakan Sunnah seakan tanpa ada kendala yang berarti. Buktinya, kajian malam pertama siaran bersama Ust, Abu Fairuz bisa berjalan dengan lancar. ”Ini berkat dukungan do’a dari kaum muslimin yang ada dimana saja,” ujar Zein.
Saat ini berdasarkan informasi terjauh bisa didengarkan di Perumahan Lengenda Malaka dengan menggunakan/menjadikan antena TV sebagai penguatnya (yaitu memparalelkan antena radio ke boster antena TV) atau dengan membuat antena sepanjang pipa besi antena (panjangnya 6 m). Dan tanpa bantuan antena siaran bisa didengarkan di sekitar Pulau Sambu - Belakang Padang.
Jangkauan radio Hang saat ini kalau dibuat garis lingkaran baru bisa meliputi wilayah Batuaji, Muka Kuning, Tanjung Piayu, Sekupang, Pulau Sambu, Pulau Buluh, Jembatan 2 Barelang, Simpang Kabil, Marina dan Legenda Malaka (menggunakan antena tambahan). ”Mudah mudahan kedepannya bisa dinaikan lagi power pemancarnya. Semoga Allah menggantikan dengan yang lebih baik,” ungkap Zein optimis.
Menurut Zein Kota Batam merupakan kota yang cukup pesat perkembangannya saat ini, baik dilihat dari dimensi geografis, sosiologis, ekonomis dan teknologis. Dengan lokasi sangat strategis, Batam sebagai kota Industri sangat membutuhkan Radio dakwah yang mendukung proses pembangunan dengan pembinaan akidah yang lurus dan akhlak yang mulia.
Peningkatan intensitas dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sarana yang mungkin dioptimalkan salah satunya, radio. Bahkan trend beberapa dasawarsa terakhir ini menunjukkan bahwa radio telah menjadi pilihan favorit bagi masyarakat untuk mendengarkan dakwah.
Hanya saja proporsi dakwah masih relatif kecil dibandingkan dengan total program yang disiarkan oleh radio. Artinya, hingga saat ini masih sangat sedikit ditemukan radio yang terfokus di bidang dakwah, sebagaimana perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian, seperti TV/radio News, TV/radio musik, TV/radio lain.
”Ini salah satu alasan kita menjadikan radio Hang FM total menjadi radio dakwah,” katanya. Ketika memutuskan total radio dakwah lanjut Zein, sponsor memang langsung pada tarik diri. Secara hitung-hitungan bisnis radio dengan aset mencapai Rp700 juta ini sudah lama tak jalan.
Apalagi pasca kejadian itu, semua aset sudah hangus jadi abu. Tapi Allah yang punya kuasa dan bekerja, radio Hang FM selalu diberi kemudahan. Salah satunya, sebagian file-file masih ada tersimpan. “Ini satu bukti nyata, kita masih bisa survive sampai sekarang dan tak sulit untuk melanjutkan (mengudara),” tambahnya.
Sebagai radio dakwah terbesar dan sudah menjadi oase dalam masyarakat Batam, Zein tidak berpikiran negatif tentang munculnya pesaing-pesaing baru. Zein justru menilai pertumbuhan radio dakwah di kota Batam semakin baik untuk Hang FM terutama bagi masyarakat. Karena masyarakat bisa semakin banyak mendengarkan dakwah islam.
”Karena radio dakwa juga tidak terpikir untuk bisnis tapi dakwah jadi ada baiknya buat kita. Justru kita semakin menjalin kerjasama dengan radio-radio dakwah tersebut,” ujarnya.
Strategis dan pentingnya mengembangkan radio dakwah tidak terlepas dari pertimbangan atas luasnya jangkauan yang dapat dicapai oleh siaran radio. Dengan jangkauannya demikian, radio mampu membuka akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan dakwah Islam.
Dengan radio, setiap orang dapat mendengarkan dakwah, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Pengalaman yang telah dilalui radio Hang juga telah membuktikan kemudahan yang dapat diperoleh oleh masyarakat. ”Selama Ramadan saya pendengar setia Hang FM, apalagi dekat-dekat buka puasa,” celetuk Jamil salah seorang wartawan koran ini mengamini pernyataan Zein.
Untuk kembali pulih seperti semula, lanjut Zein tak susah jika semua kru yang terdiri dari hanya tujuh orang itu optimis dan tanpa ragu. apalagi perizinan untuk radio ini tinggal satu langkah lagi. Dalam kondisi sulit setelah kejadian kebakaran itu, biaya menjadi faktor utama membangun bahtera radio Hang FM.
Zein juga mengakui kelangsungan radio Hang FM juga tidak terlepas dari bantuan teman-teman yang mau meminjamkan seperti peralatan radio, materi maupun spirit. Semua itu juga menjadi semangat baru radio ini. Mereka juga melanjutkan siaran selama 24 jam dengan perlengkapan terbatas. Untuk itu mereka tak patah semangat.
Dengan semangat baru itu, Hang FM juga ingin mewujudkan radio ini menyerupai Radio Republik Indonesia (RRI). Beberapa daerah seperti Singapore, Johor, TPI, Bangka Belitung dan Natuna telah mengambil siaran dari Hang FM. ”Saat kejadian itu kita sedang merintis di Dabo,” terangnya.
”Jadi kalau ditanya tadi, apakah Hang FM bisa pulih. Saya pikir malah bisa lebih dari yang kita punya sebelumnya, kalau semuanya bersama-sama, Insyaallah,” ucapnya tersenyum.
Sebagai radio Dakwah Islam yang professional, dan didengar kaum muslimin di Batam dan sekitarnya sangat terhibur dengan program-program yang diluncurkan Hang FM. Mereka menelpon ke Hang FM, mengirimkan sms dan email untuk mengirimkan atensi salam, memberikan opini dan sebagainya.
Mereka juga meminta memutarkan Alquran, Hadist, do’a yang telah disiapkan di studio (sama seperti song by request yang diusung oleh radio yang lain). Namun radio Hang mempunyai kelebihan tersendiri. Selain terhibur, para penelpon dan pendengar juga sekaligus menentramkan dan mendapatkan tambahan ilmu Agama dan Ibadah dengan mendengarkan Alquran, Hadist dan do’a. ”Selain terhibur, mereka juga sekalian menuntut ilmu agama,” katanya.
Menurut manejemen Hang FM PBK sudah berusaha semaksimal mungkin memadamkan api. ”Kami berterima kasih baik moril maupun materil pada masyarakat yang telah membantu Hang FM agar radio dakwah ini bangkit kembali,” tutupnya. ***