Tanaman Komersil Lebih Berhasil

Friday, October 3, 2008

Dinamika pembangunan yang terus bergerak maju di Pulau Batam sebagai kawasan industri maupun perdagangan telah mampu memberikan kesempatan kerja pada 180 ribu tenaga kerja. Kegiatan tersebut juga telah memberikan pendapatan bagi pekerja. Namun kegiatan sub sektor industri dan perdagangan belum mampu menyerap keseluruhan potensi pencari kerja.
Artinya diperlukan suatu alternatif yang dapat memberikan kesempatan untuk dapat maju dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang belum bekerja dan yang tinggal di pulau. Secara tidak langsung hal ini bisa mengurangi kesenjangan sosial.
Letak geografis Batam yang strategis berada pada perlintasan perdagangan dan jaringan keuangan internasional belum dioptimalkan. Maka ada peluang pengembangan pasar potensial produk-produk pertanian yang berasal dari kawasan Batam Rempang dan Galang (Barelang).
Hal ini dapat dilihat dari jumlah investasi dalam bidang perikanan, pertaninan dan peternakan di kota Batam hanya sekitar 1 persen dari total investasi yang ditanamkan. Dari sektor agribisnis hanya berkisar 1,6 persen, sedangkan 70 persen lebih adalah industri.
Melihat ini, Badan Pengelolaan Agribisnis yang didirikan Otorita Batam mengembangkan bidang ini, untuk peningkatan usaha mikro dalam bidang pertanian. Bahkan, BPA-OB mengajak masyarakat dan bisa dikerjasamakan dengan investor.
Saat ini pihaknya sedang kembangkan pertanian hidroponik, semi konvesional (irigasi tetes) tanaman holtikultura, tanaman hias, tabu lampot, perkebunan buah-buahan unggulan/ wisata agro dan industri rumah tangga pertanian.
Selain itu, BPA-OB juga sedang mengembangkan tanaman berorientasi ke komersil.
Cara-cara pertanian ini juga sudah ditularkan kepada petani yang ada di Kota Batam, melalui bidang pendidikan dan pelatihan (diklat).
”Pengembangan pertanian satu ini sudah menuai hasil,” tutur Tato, sembari menunjukkan pohon tomat dan paprica hasil tanaman hidroponik di daerah pengembangan tanaman tersebut.
Sementara waktu pelatihan diadakan setiap dua bulan yang diadaptasikan dengan kebutuhan peserta.
”Kita melakukan pelatihan ini secara reguler, dan disesuaikan dengan tren bisnis yang sedang in,” akunya.
Dalam hal ini BPA-OB juga menjalin kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor, BPPT, Deptan dan sebagainya. ”Bahkan dari luar negeri seperti Malaysia guna memenuhi standar kualitas lulusan diklat,” tambahnya.
Dari segi sarana dan prasarana kata Tato, BPA-OB menyediakan lahan pertanian (kawasan industri pertanian terpadu) seluas 60 hektare di Sei Temiang.
Unit Green House 2.400 m2. ”BPA-OB adalah patner kerjasama investasi dan melayani kebutuhan calon investor dan masyarakat luas untuk mengembangkan usahanya dalam bidang agribisnis,” katanya. ***