Menjadikan Angkutan Lebih Manusiawi

Friday, October 10, 2008

Visit Batam 2010 yang digulirkan Pemerintah Kota Batam sebagai kunjungan wisatawan menjadi tameng andalan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) memperbaiki sembrawutnya angkutan umum di Kota Batam. Inilah yang diungkapkan Ketua Organda Batam Mulawarman Kamis (25/9) saat tim Batam Forum Batam Pos bertandang ke kantornya di Baloi.
Hadir dalam diskusi Arius MH Sekretaris Organda, Masdi Ketua Taksi Koptitrans, dan pelaku usaha angkutan darat di Kota Batam. Pada awal dialog itu Mulawarman menjelaskan Organda berdiri di Kota Batam sejak 15 tahun lalu atau persisnya tahun 1993.
”Saat itu yang eksis masih angkutan barang, sedangkan angkutan umum belum tertata. Operator taksi masih sekitar tujuh dan lebih banyak koperasi fungsional,” tuturnya.
Sesuai perkembangan jaman, tahun 2001, terbitlah peraturan daerah (Perda) Kota Batam Nomor 9 tahun 2001 tentang lalu lintas dan angkutan umum. Dalam peraturan ini jenis angkutan umum di bagi dua yakni angkutan umum massal dan taksi resmi alias plat kuning.
Di tengah berkembangnya kota Batam, jumlah angkutan penumpang ilegal semakin marak. Mulai mini bus, taksi dan suzuki carry. ”Tapi pemerintah lalai mengatur sehingga terjadi penumpukan,” katanya.
Kendaraan yang masuk ke Batam tidak terkontrol, baik secara legal maupun ilegal. ”Kalau pemasukan dulu ini dijaga, angkutan umum Batam akan lebih baik,” katanya.
Tapi lanjut Mulawarman tidak pernah ada kata terlambat dalam kamus Organda. Program pemerintah mewujudkan Batam sebagai kota kunjungan wisatawan pada tahun 2010 menjadi titik awal perbaikan sistem transportasi umum Kota Batam. ”Ini kami coba terus suarakan, supaya Visit Batam 2010 lebih baik,” ujarnya.
Menurut Mulawarman kesuksesan program pemerintah dalam menjamu wisatawan asing di Batam tidak terlepas dari bidang transportasinya. Yakni penataan argo meter dan penataan trayek serta yang paling berat dan belum tuntas sampai sekarang adalah penertiban angkutan ilegal. ”Ini fenomena yang tak ada habisnya,” ungkapnya.
Kenapa? Karena pemerintah kurang menjalankan fungsinya di lapangan, yaitu tidak maksimal mengawasi. Sebenarnya formula pemecahan masalah yang timbul juga sudah diserahkan kepada pemerintah, hanya saja formula tersebut tidak jalan dengan baik. ”Penyebabnya, akibat low enforcement dari pemerintah tadi tidak maksimal,” katanya.
Tapi sekarang Organda sedang gencar melakukan penataan. Mulai angkutan karyawan, jaringan trayek hingga angkutan taksi. ”Ini yang menyita waktu,” tambahnya. Perlahan tapi pasti, satu persatu memang telah membuahkan hasil.
Misalnya angkutan karyawan dulu menggunakan bak terbuka. Kendaraan dengan bak terbuka ini dulu sering ditemui di wilayah Tanjunguncang. Membawa para pekerja galangan kapal. Hal ini dinilai sangat kurang baik dan tidak manusiawi.
Selain itu, dipandang oleh masyarakat juga sangat mengerikan, apalagi bagi wisatawan asing yang melihat hal ini. Ini memberi citra yang buruk bagi pemerintah terlebih pada pengelola angkutan umum di Kota Batam.
Melalui kerja keras sekarang kendaraan dengan bak terbuka sudah tidak ada digunakan lagi sebagai angkutan karyawan. ”Boleh dikatakan sekitar 75 persen adalah kerja keras kita, menjadikan angkutan yang lebih manusiawi,” akunya.
Penataan trayek juga menjadi poin penting setelah penertiban kendaraan angkutan karyawan pada tertib berkendara di Kota Batam. Dari tahun 2001 hingga 2008 perkembangan Kota Batam sangat signifikan. Baik itu dari tata ruang hingga pemukimannya.
Tapi satu hal yang menjadi persoalan besar sekarang di Kota Batam adalah jumlah kendaraan angkutan baik legal maupun ilegal bertambah terus, sementara trayek itu-itu saja. ”Inilah jadi penyebab terjadinya tumpang tindih trayek dan pergesekan sesama supir di jalanan. Ini jelas memprihatinkan,” tuturnya.
Karenanya, Organda pun berusaha mengatasi persoalan klasik ini. Sebanyak tujuh draf trayek telah diusulkan Organda pada pemerintah dan berharap disetujui. Dengan ketentuan tidak meminta adanya penambahan jumlah kendaraan.
Karena kalau kendaraan ditambah secara otomatis juga akan menambah masalah dan tidak baik juga untuk lalu lintas Kota Batam.
”Kita akan membagi jumlah kendaraan umum yang ada sekarang ke beberapa trayek yang diusulkan tadi. Disini dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, agar angkutan di Batam lebih aman dan nyaman,” tegasnya. ***