Tidak Lagi Sekadar Memadamkan Api

Friday, October 17, 2008

Ungkapan ”kecil jadi kawan, besar jadi lawan” masih digunakan unit Pemadam Bahaya Kebakaran (PBK) Otorita Batam (OB) setiap sosialisasinya ke masyarakat.
Dahsyatnya sebuah musibah kebakaran yang dapat menghanguskan harta benda sekaligus jiwa manusia sebenarnya bisa diantisipasi melalui kewaspadaan masyarakat. Begitulah yang diungkapkan Kasat PBK OB Kompol Gunadi dalam pertemuan dialog Batam Forum yang diadakan Batam Pos, Rabu (8/10) di kantor Otorita Batam, Batam Centre. ”Aksi yang cepat dan tepat bisa menghambat perambatan api menjadi besar disamping peranan maksimal armada PBK dalam menanggulanginya,” ungkapnya.
Gunadi menjelaskan di kota Batam masih banyak pengelolaan sarana proteksi kebakaran di wilayah pertokoan, perumahan, gedung-gedung dan mall belum memenuhi standar. Padahal, bagi perusahaan asuransi, standar akan menjadi referensi penting.
Melihat pertumbuhan bangunan dan penduduk Kota Batam yang semakin pesat, jumlah pos yang tersebar sekarang juga kurang memadai. Sampai sekarang baru ada tujuh pos PBK tersebar di pos Duriangkang, Sagulung, Sekupang, Batuampar, Seipanas, Nongsa, Punggur dan Tanjunguncang.
Tujuh pos ini menurut Gunadi tidak lagi ideal. Sebab jumlah kawasan industri, perumahan, pertokoan, dan pusat perbelajaan bertambah di mana-mana. ”Pos PBK sebanyak itu belum memadai karena kita tahu sendiri seperti apa perkembangan fisik bangunan dan penduduk di Batam,” urainya.
Dengan kondisi sarana dan personil yang sekarang, Gunadi mengaku pihaknya belum menemui kendala yang sangat berarti dari sisi internal. Bahkan saat penangan kebakaran di gedung setinggi Planet Holiday Hotel.
Tetapi kekurangan-kekurangan sekarang harus cepat-cepat di antisipasi. Karena ke depan keberadaan PBK di kota Batam bukan lagi hanya sekadar memadamkan api. Bagaimana pun, peranan pemadam kebakaran sangat penting untuk membantu investasi di kota ini. Investor juga melihat hal-hal kemampuan PBK dalam mengelola penanggulangan kebakaran. ”Dan kita pernah ditanyakan Investor dari Jerman tentang kecepatan PBK Batam sampai di lokasi kebakaran,” katanya.
Seperti di ibu kota negara Korea Selatan, Seoul, dalam waktu 5 menit sudah sampai di lokasi kebakaran. Itu waktu yang ideal. Seoul bisa mencapainya karena radius 1 km ada pos. Di Batam radius antara pos masih sekitar 7,5 km. Jarak tempuh juga baru bisa dicapai standar di Indonesia yakni 15 menit. Mulai terima informasi hingga tiba di lokasi kebakaran. ”Itu memang standar Indonesia, PBK Jakarta saja belum bisa capai lokasi dalam 15 menit,” tuturnya.
Batam memang belum mampu seperti Seoul, tetapi ke depan PBK OB harus bisa mempersingkat waktu sampai ke lokasi kebakaran. Mau tidak mau harus memperbanyak pos-pos di setiap kawasan kota. Idealnya, jika dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, sekurang-kurangnya mobil harus ada 16 unit atau menambah delapan unit lagi, dan personil sekitar 200-an orang.
Jadi kalau ada kebakaran, unit-unit terdekat sudah bisa bergerak menanggulanginya.Tidak lagi menunggu armada dari pusat dulu baru apinya disiram.
Sekarang jumlah personel yang ditempatkan di tujuh pos itu ada sebanyak 131 orang. Saat bertugas mereka dibagi dalam tiga giliran setiap jaga, dengan komposisi satu unit kendaraan diawaki enam orang. Dari tujuh pos itu, mobil PBK ada sebanyak delapan unit mobil pompa dan dua unit mobil tangga.
Armada yang dimiliki juga tidak memiliki tekanan air yang merata. Armada pompa paling bagus yang baru dimiliki PBK OB bertekanan 10 bar. Tapi Gunadi mengaku pompa yang sekarang sudah cukup bagus. Tapi bukan berarti ke depan tidak butuh yang lebih bagus. Gunadi mengaku beberapa peralatan seperti selang sudah ada yang rusak dan minta ganti. ”Kita butuh yang baru,” kata Gunadi.
PBK baru punya jenis pemadaman semprot air, sedang jenis foam baru digunakan di bandara saja. Terkait teleponusil, ”Alhamdulillah berhasil, sekarang telepon usil sudah berkurang,” tuturnya. ***





Kendala yang cukup mengganggu adalah telepon palsu dari orang-orang usil. Entah kenapa mereka itu suka sekali mengganggu kerja PBK OB. Kita sudah melakukan upaya setiap kali mendapat gangguan telepon tersebut. Untuk mengurangi telepon usil seperti itu, PBK OB telah koordinasi dengan Telkom bagaimana cara mengatasi. ”Alhamdulillah berhasil, sekarang telepon usil sudah berkurang,” tuturnya.
Bagaimana koordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam hal penanggulangan kebakaran? Selama ini koordinasinya dengan berbagai instansi tetap berjalan baik. Termasuk dengan PBK Pemko Batam yang memang belum memiliki armada sama sekali. Juga dengan kepolisian, TNI ataupun kehutanan, tetap berjalan dengan baik. Perhatian Otorita Batam terhadap PBK juga sangat bagus. Terakhir ada pesawat heli milik OB yang setiap saat dibutuhkan bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran. Yang penting dengan keberadaan kantor PBK Pemko bisa bersinergi membangun yang kurang-kurang saat ini.
Bahkan ke depan lanjut Gunadi fire fighter sudah sepatutnya memiliki kemampuan juga untuk menanggulangi bencana-bencana lain, seperti penanggulangan bencana alam, kecelakaan lalu lintas, seperti yang ada di beberapa provinsi lain. “Ke depan kita sudah bisa menanggulangi segala bencana, baik yang diakibatkan oleh alam maupun perbuatan manusia dan kita tidak lagi sekadar memadamkan api,” ucapnya.
Perlahan tapi pasti, PBK OB juga terus melatih personilnya untuk peningkatan SDM. Kemudian secara berangsur-angsur armadanya dilengkapi, karena peralatan juga menyangkut pembiayaan. Sebab untuk berbuat yang lebih bagus haruslah didukung dengan anggaran yang memadai. ***